Siapa yang tidak punya akun media sosial sama sekali? Sepertinya saat ini hampir semua orang menggunakan satu atau beberapa produk digital. Mulai dari aplikasi pesan singkat, aplikasi pengelola keuangan, hingga aplikasi untuk berbagi cerita, foto, dan video pengalaman di dunia nyata. Salah satu dampak dari perkembangan penggunaan digital adalah semakin banyak juga jejak digital yang kamu hasilkan. Jejak digital adalah semua bentuk informasi dan data pengguna yang masuk dan tertinggal di dunia maya dan bisa dilacak kembali meskipun pengguna sudah tidak lagi menggunakan suatu aplikasi. Meski memiliki dampak positif, jejak digital juga berpotensi menghasilkan dampak negatif. Simak cara melindungi jejak digital dan tips bijak bersosial media.

Jejak Digital dan Contohnya

Jejak digital adalah salah satu efek yang tidak bisa dihindari bahkan sejak internet ditemukan puluhan tahun yang lalu. Semakin berkembang dan maju dunia digital, bentuk jejak digital juga semakin beragam. Namun secara garis besar jejak digital terdiri dari 3 jenis utama, yaitu data pribadi, data profesional, dan data finansial.

Dari ketiga jenis tersebut dapat dibagi kembali menjadi dua kategori sebagai jejak digital aktif dan pasif. Jika jejak digital aktif adalah jenis data yang kamu bagikan secara sadar untuk mendapat layanan atau tujuan tertentu lainnya. Maka jejak digital pasif adalah data yang tertinggal tanpa kamu sadari. Pemberi layanan digital biasanya mengakses informasi ini tanpa persetujuanmu sebagai pengguna.

Contoh jejak digital aktif adalah informasi yang kamu isikan saat mengisi survei, membuat janji dengan dokter, mengirim pesan singkat, membalas email, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh jejak digital pasif adalah alamat IP komputer, riwayat pencarian info, hingga preferensi produk.

Dampak Positif dan Negatif Jejak Digital

Perlu dipahami bahwa jejak digital juga memberikan dampak positif dan negatif. Semua bentuk informasi yang dikelola dengan baik dalam jejak digital adalah salah satu cara membangun pengalaman menggunakan internet yang jauh lebih nyaman. Pengguna akan mendapat pembaruan fitur, misalnya, karena pengelola produk digital mampu mempelajari pola pengguna. Kamu mungkin juga akan mendapat rekomendasi tempat makan atau kafe berdasarkan apa yang sering kamu bagikan.

Dalam dunia kerja dan profesional, jejak digital memungkinkan kamu terhubung dengan lebih banyak jaringan. Selain bertemu dengan beragam klien yang potensial untuk diajak bekerja sama, kamu juga bisa memiliki teman atau komunitas online yang ikut mendukung pengembangan karier.

Sayangnya, jejak digital juga sering disalahgunakan oleh pihak yang tidak berniat baik. Menurut data yang dilaporkan dalam Verizon¹, lebih dari 80% orang percaya bahwa risiko jejak digital lebih besar dibanding manfaatnya. Selain itu, sudah semakin banyak orang yang enggan membagikan data pribadi untuk alasan apa pun untuk melindunginya.

Bentuk dampak negatif dari jejak digital adalah kejahatan cyber dan kemungkinan penghancuran reputasi pengguna digital. Contoh kejahatan cyber yang kerap ditemui adalah penipuan dan pemerasan, peretasan, jual-beli data pelanggan, hingga pembobolan rekening. Kerugian material juga semakin tinggi akibat kombinasi antara ketidak hati-hatian pengguna digital dan lemahnya aturan hukum bagi para penjahat cyber.

Kemudian contoh dari penghancuran reputasi bisa terjadi akibat opini dalam bentuk komentar atau postingan yang dahulu diungkap kembali oleh orang lain ke publik yang lebih luas. Meskipun pemilik akun sudah berubah menjadi pribadi dengan prinsip hidup yang berbeda, opini beberapa tahun yang lalu bisa dijadikan alat untuk merusak reputasi dan kredibilitas seseorang. Itulah kenapa penting sekali memahami cara melindungi jejak digital.

Cara Melindungi Jejak Digital

1. Hindari Membagikan Informasi Berlebihan di Forum Publik

Beberapa informasi yang tidak boleh dibagikan sembarangan adalah alamat rumah detail, nomor ponsel pribadi, tanggal lahirmu, tanggal lahir ibu, kode OTP, dan lain sebagainya. Tidak hanya dibagikan dalam bentuk teks, foto atau video yang akan kamu bagikan juga harus dipastikan tidak mengandung informasi tersebut.

2. Hati-Hati saat Layanan Online Meminta Data Pribadi

Jika suatu aplikasi atau produk digital mengarahkan kamu ke pelayanan lain yang kurang relevan dan harus memasukkan informasi pribadi, masukkan alamat email alternatif. Inilah salah satu manfaat memisahkan email profesional dan email untuk tujuan entertainment.

3. Gunakan Mesin Pencari Pribadi atau VPN

Saat akan menggunakan mesin pencari digital, gunakan akun pribadi yang sudah dibekali pengaturan privasi berlapis. Penggunaan Virtual Private Networks (VPN) juga disarankan untuk menghindarkan pihak yang tidak bertanggung jawab mengakses alamat IP gawaimu.

4. Bersihkan Data Tersimpan dan Cek Pengaturan Kata Sandi secara Berkala

Hapus riwayat pencarian, cache, hingga cookies secara berkala beberapa hari atau minggu sekali. Selain itu, perbarui juga kata sandi akun-akun penting secara berkala untuk menurunkan risiko peretasan.

5. Hapus Akun Digital yang Sudah Tidak Digunakan

Alamat email, akun sosial media, dan rekening atau akun e-wallet yang sudah tidak lagi digunakan sebaiknya langsung dihapus. Tidak hanya menghapus aplikasinya saja ya. Termasuk hapus juga postingan yang berkaitan dengan sesuatu atau seseorang yang terlibat masalah hukum.

Photo by Pixabay: https://www.pexels.com/photo/security-logo-60504/ 

Tips Singkat Bijak Bersosial Media

  • Cek kembali konten yang akan kamu bagikan di sosial media, pastikan tidak ada informasi pribadi yang terlihat.
  • Ketika ingin membagikan foto bersama orang lain, tanyakan kesediaan mereka. Termasuk saat tagging akun orang lain ke dalam postingan kamu.
  • Beberapa bulan sekali, cobalah untuk mencari namamu sendiri di mesin pencari digital seperti Google. Cek apakah informasi yang tersebar berkaitan erat dengan keamanan data pribadi, profesional, dan finansial.
  • Perlu dipahami juga bahwa setiap kali kamu online, semua informasi yang kamu bagikan dapat bertahan di dunia digital selamanya meskipun kamu sudah menghapusnya. Jadi lebih baik membatasi dan menyaring dengan ketat apa yang akan disampaikan untuk memudahkan melindunginya.
  • Jangan sembarangan menyampaikan opini meskipun melalui pesan pribadi (fitur direct message). Opinimu bisa tersebar tanpa persetujuan pemilik akun oleh penerima yang tidak menghargai privasi dengan fitur screenshot dan semacamnya.

Jangan Lupa Juga untuk Melindungi Tubuh agar Tetap Sehat!

Sama seperti informasi pribadi dan segala bentuk jejak digital, kesehatan tubuh juga pantas dilindungi. Tentu saja hal ini tidak hanya soal kamu bisa memberikan performa kerja terbaik setiap hari. Tapi juga soal mempertahankan kesehatan hingga masa tua tiba.

Rutinkan pola hidup sehat dengan mencukupi asupan nutrisi harian, memastikan waktu istirahat atau tidur berkualitas telah cukup, membiasakan olahraga, serta mengelola stres dengan baik. Khusus dalam memenuhi asupan gizi harian, konsumsi suplemen bila perlu untuk memastikan tubuh mendapatkan haknya setiap hari. Salah satu suplemen yang sudah banyak dipercaya masyarakat Indonesia adalah Enervon-C Effervescent.

Dengan kandungan vitamin C (1000 mg), Enervon-C Effervescent juga dilengkapi dengan multivitamin dan mineral penting lainnya. Mulai dari vitamin B kompleks, niacinamide, dan kalsium pantotenat. Karena mudah larut dalam air putih, kamu bisa mengonsumsinya sekaligus memenuhi cairan tubuh. Akses varian ini melalui toko resmi Enervon di Tokopedia dan Shopee.

Referensi:

  1. Verizon. Digital footprint: Definition, examples, and ways to reduce. Diakses dari https://www.verizon.com/about/blog/digital-footprint-definition-examples-and-ways-reduce
  2. Trendmicro. 2023. Digital Footprint: How to Find and Protect it. Diakses dari https://helpcenter.trendmicro.com/en-us/article/tmka-17829 

Featured Image - Photo by Rodrigo Santos: https://www.pexels.com/photo/opened-program-for-working-online-on-laptop-3888149/