Kenali Penyakit Degeneratif Lansia: Penyebab & Perawatannya
Satu hal pasti yang tidak dapat dicegah di dunia ini adalah penuaan pada manusia. Banyak perubahan yang terjadi pada manusia yang berusia lanjut, baik secara fisik maupun mental. Perubahan tersebut yang memicu seseorang terkena beberapa penyakit tertentu yang menurunkan kualitas hidup dan kemandirian mereka. Sering disebut sebagai penyakit degeneratif, sebagian jenisnya mampu dihambat meskipun tidak dapat diobati atau dihilangkan sepenuhnya. Perawatan yang tepat dan dukungan keluarga berperan besar dalam mencegah penurunan kesehatan serta meningkatkan kemampuan lansia dalam mengelola kesehatannya. Ikuti penjelasan lengkapnya sampai akhir.
Penyakit Degeneratif dan Faktor Risikonya
Penyakit degeneratif adalah semua penyakit yang disebabkan oleh penurunan fungsi dan/atau struktur pada jaringan atau organ tubuh tertentu dari waktu ke waktu. Kondisi ini akan bertambah buruk seiring berjalannya waktu jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa jenis penyakit bahkan dapat bersifat permanen dan/atau menyebabkan kematian. Dampak negatif yang paling umum dirasakan lansia adalah kehilangan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, penurunan kemandirian, serta penurunan kesejahteraan secara umum. Itulah kenapa kita harus sebisa mungkin mencegah dan menghambat penyakit ini muncul lebih cepat serta mengelolanya agar tidak makin buruk.
Salah satu faktor risiko yang paling umum ditemui adalah bertambahnya usia seseorang. Memasuki usia 45 tahun ke atas, tubuh manusia mengalami penurunan fungsi sel dan jaringan tubuh. Pada tingkat terkecil, sel tubuh mulai kehilangan kemampuannya untuk membelah dan melakukan fungsi metabolisme. Sedangkan pada level di atasnya, jaringan dan organ tubuh mulai mengalami perubahan bentuk dan/atau penurunan fungsi (degenerasi).
Fakta yang perlu dipahami adalah ada faktor risiko lain yang bisa mempercepat munculnya penyakit degeneratif dan memperburuk kondisi hingga level parah ketika lansia tiba. Faktor yang dimaksud adalah gaya hidup tidak sehat, memiliki riwayat kesehatan tertentu, hingga faktor genetik.
Photo by SHVETS production: https://www.pexels.com/photo/a-sick-elderly-man-lying-down-on-sofa-while-holding-a-drinking-glass-8900025/
Ciri dan Gejala Umum
Penyakit degeneratif memiliki beberapa jenis berdasarkan organ tubuh yang mengalami masalah kesehatan. Namun secara umum dibagi menjadi 3, yaitu penyakit yang menyerang sistem saraf, sistem kardiovaskular, dan sistem muskuloskeletal. Masing-masing jenis tersebut memiliki ciri dan gejala yang berbeda. Di bawah ini adalah beberapa gejala umum yang terjadi pada lansia.
1. Degenerasi Sistem Saraf
Beberapa contoh penyakit yang terjadi karena fungsi sistem saraf yang menurun adalah alzheimer, penyakit parkinson, penyakit huntington, sklerosis lateral amiotrofik, dan sklerosis ganda. Kemudian untuk gejala umum yang biasa ditemui adalah kesulitan mengontrol gerakan, keseimbangan, dan kecepatan anggota gerak tubuh, penurunan kemampuan kognitif dan berkomunikasi, gangguan tidur seperti insomnia, gangguan makan, hingga masalah urinasi, dan lain sebagainya.
2. Degenerasi Sistem Kardiovaskular
Penyakit yang termasuk dalam kategori ini umumnya berkaitan erat dengan gangguan pembuluh darah arteri yang menyempit atau tersumbat. Kondisi ini merupakan pemicu terjadinya serangan jantung. Gejala umum dari penyakit ini adalah nyeri dada yang menyebar dan terasa berat, napas pendek, detak jantung tidak teratur, pusing, hingga pingsan. Segera bawa ke dokter jika lansia dicurigai mengalami gangguan jantung.
3. Degenerasi Sistem Muskuloskeletal
Organ tubuh yang termasuk dalam sistem muskuloskeletal adalah tulang, sendi, jaringan ikat, otot, dan saraf. Sehingga gejalanya juga tidak jauh dari penurunan fungsi anggota gerak tubuh, seperti nyeri sendi, lutut terkunci atau kaku, pembengkakan atau inflamasi pada beberapa titik sendi, mudah jatuh, dan lain-lain. Lalu untuk contoh penyakit dari sering ditemui pada lansia adalah osteoporosis, osteoarthritis, duchenne muscular dystrophy atau DMD, dan lain-lain.
4. Degenerasi Makula
Penyakit ini terjadi ketika bagian retina yang bernama makula mengalami penurunan fungsi sehingga penderitanya akan kesulitan melihat. Gangguan mata ini umumnya memiliki gejala ringan seperti pandangan kabur, sulit melihat dalam cahaya redup, hingga kebutaan pada sebagian mata.
Perawatan dan Pengelolaan Penyakit Degeneratif
Selain gejalanya, tindakan perawatan dan cara mengelola penyakit degeneratif juga berbeda antar-penyakit. Satu hal yang perlu dipahami adalah semakin cepat penyakit degeneratif diidentifikasi atau diketahui diagnosisnya, maka semakin cepat dan tepat pula perawatannya. Sedangkan untuk penyakit yang tidak bisa sembuh seperti parkinson dan alzheimer, penderitanya akan diarahkan untuk menjalani gaya hidup yang mampu menekan gejalanya.
Beberapa tindakan perawatan yang umumnya diberikan adalah berbagai jenis pengobatan dan terapi hingga operasi. Selain itu, lansia mungkin juga akan disarankan untuk menjalani fisioterapi untuk menguatkan otot dan tulang belakang. Perawatan dengan akupuntur juga semakin mengalami kemajuan dan penelitian terbaru jika ingin terhindar dari obat-obatan.
Pencegahan Penyakit Degeneratif pada Lansia
- Memiliki Pola Makan Bergizi Seimbang – Dengan mengelola isi piring agar memiliki nutrisi yang seimbang, kamu telah mendukung kesehatan tubuh secara umum dalam jangka panjang. Mulai dari mendukung fungsi organ tubuh, menguatkan sistem imun, mengelola berat badan, mengurangi beban kerja organ vital seperti jantung, dan lain sebagainya.
- Rutin Olahraga Ringan dan Aktivitas Fisik – Sama seperti makan, aktivitas fisik rutin pada lansia juga penting bagi keseimbangan kesehatan tubuh. Manfaat yang didapat antara lain melancarkan peredaran darah, mendukung fungsi jantung, tulang, dan sendi, hingga merangsang produksi hormon bahagia. Beberapa olahraga ringan yang cocok untuk lansia adalah jalan kaki, senam lansia, bersepeda, yoga, tai chi, dan lain-lain.
- Mengelola Stres dan Menjaga Kesehatan Mental – Bicara soal bahagia, ada beberapa tips yang perlu diterapkan untuk menghindari penyakit degeneratif. Di antaranya adalah memiliki aktivitas rutin harian, melakukan hobi, serta menjaga hubungan baik dengan keluarga dan tetangga. Mental yang sehat dan kemampuan mengelola stres akan menjauhkan lansia dari alzheimer dan komplikasi seperti demensia.
- Melakukan Pengecekan Kesehatan secara Berkala – Sebagai bentuk pencegahan, lansia perlu proaktif mengecek kesehatan (medical check-up) setidaknya satu tahun sekali meski tidak memiliki gejala penyakit apa pun. Langkah ini bisa membantu mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini (bila ada) agar bisa ditangani sebelum semakin buruk.
Pentingnya Dukungan Keluarga terhadap Kesehatan Lansia
Selain memberikan edukasi terhadap lansia untuk menjaga kesehatan sejak dini, anggota keluarga yang tinggal bersama lansia juga perlu memperkaya diri dengan cara mencegah dan mengelola penyakit degeneratif. Mulai dari memahami kebutuhan khusus penderitanya, memastikan lingkungan rumah aman dan nyaman, membantu mereka mengakses fasilitas publik dan pelayanan kesehatan, hingga mendukung mereka secara psikologi agar kondisi emosinya stabil. Jangan ragu untuk meminta bantuan ahli jika ada perubahan kebiasaan atau kondisi tubuh yang tidak biasa.
Kemudian jika anggota keluarga atau lansia itu sendiri ingin mendapat dukungan dalam hal memenuhi nutrisi harian, Enervon Gold hadir sebagai suplemen lansia dan pra-lansia yang terpercaya. Dengan formulasi khusus, suplemen ini mengandung multivitamin, mineral, dan lemak yang baik bagi lansia. Mulai dari vitamin C, vitamin B kompleks, lutein, hingga minyak ikan yang mengandung omega 3, DHA, dan EPA.
Dapatkan informasi dan akses produk terkini melalui tautan ini. Perhatikan kesehatan tubuh jangka panjang dari sekarang bersama Enervon.
Referensi:
- Dr. dr. Budiman, Sp. PD. 2022. Penyakit Degeneratif. Diakses dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1714/penyakit-degeneratif
- Biology Online. 2022. Degenerative Disease. Diakses dari https://www.biologyonline.com/dictionary/degenerative-disease