Panduan Tensi Normal Lansia Terbaru dan Tips Menjaganya
Jika kamu sering menemukan kasus tekanan darah tinggi dan hipertensi sebagai penyebab penyakit kronis atau kematian, maka sudah saatnya kamu memperhatikan kesehatanmu dan orang-orang tersayang. Dari semua kelompok usia, lansia adalah fase yang paling rentan terkena masalah kesehatan akibat tensi atau tekanan darah yang sulit dikontrol. Tahukah kamu standar tensi normal lansia sudah diperbarui sejak tahun 2017 lalu? Mari memahami panduan tensi normal lansia terbaru, faktor yang memengaruhi, serta tips gaya hidup sehat yang perlu diperhatikan.
Sebelum masuk dalam pembahasan utama, perlu dipahami dahulu bahwa tekanan darah atau tensi yang normal bagi lansia menjadi tantangan tersendiri. Hal ini tentu karena adanya perubahan fungsi, struktur, dan/atau performa beberapa organ tubuh pada lansia. Di antaranya adalah otot jantung yang tidak sekuat dulu, pembuluh darah yang kaku dan kemungkinan besar sudah memiliki penumpukan plak, hingga kadar kolesterol yang tinggi. Untuk itu, penting sekali memahami angka tekanan darah ideal terutama pada lansia. Baik oleh keluarga yang menampingi maupun lansia itu sendiri. Pahami juga faktor yang memengaruhi dan risiko tensi tidak stabil.
Risiko dan Dampak Negatif Tekanan Darah Tidak Terkontrol pada Lansia
Lansia usia 50 tahun ke atas memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit serius ketika tekanan darahnya tidak terkontrol. Beberapa jenis penyakit yang mengancam ketika tekanan darah terlalu tinggi adalah stroke, penyakit jantung, gangguan ginjal, hingga demensia akibat kerusakan otak. Penyakit kronis tersebut tidak hanya membutuhkan penanganan medis yang kompleks dan intensif, tapi juga berisiko kematian.
Sedangkan apabila tekanan darah terlalu rendah, risiko lansia jatuh atau cedera karena sulit menjaga keseimbangan tubuh menjadi tinggi. Apalagi dengan fakta bahwa tulang dan sendi mereka cenderung lebih mudah patah/retak, sekaligus membutuhkan proses pemulihan yang lama. Selain itu, kondisi ini juga memperburuk fungsi kognitif sehingga memicu gangguan berpikir dan mengolah memori.
Secara umum, tensi yang tidak terkontrol bisa menurunkan kualitas hidup lansia karena mereka terbatas menjalankan aktivitas sehari-hari. Sebagian lansia bahkan sulit memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti mengambil makan, mandi, dan lain-lain.
Panduan Tensi Normal Lansia Terbaru
Menurut laporan kesehatan Harvard Health Publishing (2024), panduan tensi normal lansia telah berubah menjadi lebih rendah. Jika pada standar sebelumnya untuk usia 65 tahun ke atas adalah 150/80 mm Hg, maka saat ini angka 130/80 mm Hg sudah masuk kategori hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini dilakukan agar semakin banyak orang yang terhindar dari komplikasi tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah.
Berikut ini adalah detailnya dalam tabel.
Sebagai informasi tambahan untuk mempermudah memahami tabel tersebut, tekanan darah sistolik adalah angka teratas untuk tekanan pada pembuluh darah arteri ketika jantung berdetak atau saat memompa darah. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah angka terendah untuk tekanan pada pembuluh darah arteri antar-detak jantung atau saat relaksasi. Kemudian satuan mmHg adalah kepanjangan dari milimeter hydrargyrum atau milimeter merkuri.
Faktor yang Memengaruhi Tekanan Darah Lansia
Selain perubahan tubuh akibat penuaan yang natural terjadi, ada beberapa faktor lain yang membuat lansia sulit mengontrol tekanan darahnya. Mulai dari riwayat kesehatan selama muda hingga gaya hidup tidak sehat. Di bawah ini adalah beberapa faktor yang sering ditemui.
- Tidak Tercukupinya Nutrisi Penting – Perubahan kondisi gigi dan mulut, menurunnya fungsi panca indera dan nafsu makan, hingga masalah pencernaan adalah beberapa hal yang membuat lansia sulit memenuhi asupan nutrisi harian. Bahkan terkadang mereka hanya makan menu atau bahan makanan yang disukai saja. Kebiasaan ini yang membuat lansia mengalami satu dari dua kondisi, tekanan darah cenderung rendah karena porsi dan frekuensi makan berkurang atau tekanan darah cenderung tinggi karena terjadi penumpukan nutrisi tertentu seperti kolesterol.
- Aktivitas Fisik Kurang – Tidak banyak beraktivitas secara fisik dan bahkan tidak olahraga membuat sirkulasi darah tidak lancar, otot jantung menjadi kaku, dan lain-lain. Beberapa kondisi ini yang membuat tekanan darah mudah naik.
- Kondisi Kesehatan Tertentu – Memiliki penyakit tertentu juga memicu naik-turunnya tekanan darah, di antaranya diabetes, penyakit ginjal, gangguan mental, dan lain sebagainya.
- Penggunaan Obat-obatan Tertentu – Penggunaan obat tertentu yang tidak sesuai resep juga bisa memberikan efek samping berupa tekanan darah tinggi. Contoh obat yang dimaksud adalah pereda nyeri seperti ibuprofen atau aspirin dosis tinggi, anti-depresan, pil KB, dekongestan, dan lain sebagainya.
- Stres dan Kebiasaan Buruk yang Merugikan – Stres memicu tubuh mengeluarkan hormon adrenalin dan kortisol sehingga membuat detak jantung lebih cepat dan mempersempit pembuluh darah. Kondisi tersebut yang memicu tensi jadi naik. Selain itu, kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol, mengabaikan berat badan, konsumsi kafein berlebihan, dan lain sebagainya juga memengaruhi tensi.
Photo by Vlada Karpovich: https://www.pexels.com/photo/woman-checking-blood-pressure-of-a-man-5790814/
Tips Gaya Hidup Sehat untuk Mengelola Faktor Tersebut
1. Menjaga Kecukupan Nutrisi dan Berhati-hati dengan Makanan Pemicu Tensi Naik-Turun
Beberapa jenis makanan yang membantu lansia mengontrol tekanan darah adalah biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, buah, hingga oatmeal. Hindari makanan yang mengandung tinggi garam dan makanan yang diolah berlebihan seperti sosis, kornet, bakso, dan lain sebagainya. Selain mencegah tensi naik terlalu tinggi, pola makan sehat juga membantu lansia mengontrol berat badan agar tidak obesitas.
2. Rutin Olahraga atau Aktivitas Fisik Ringan
Lansia juga tetap harus merutinkan olahraga setidaknya 20-30 menit per hari atau 150 menit per minggu. Kebiasaan baik ini akan mendukung fungsi sistem kardiovaskular. Beberapa jenis olahraga atau latihan ringan yang bisa dicoba adalah senam lansia, jalan kaki, bersepeda, yoga, tai chi, dan lain-lain. Manfaat lain dari aktivitas fisik rutin adalah membantu mengelola stres, meningkatkan kualitas tidur, sekaligus menjaga BMI (Body Mass Index) tetap stabil.
3. Hentikan atau Kurangi Konsumsi Rokok
Mari sebutkan beberapa efek rokok bagi tubuh! Pertama, nikotin meningkatkan zat lemak menumpuk pada arteri. Kedua, dinding pembuluh darah menjadi lebih keras atau kaku. Ketiga, jalur peredaran darah menjadi lebih sempit. Oleh karena itu, hentikan atau kurangi konsumsi rokok dari sekarang. Jika perokok aktif belum terkena dampaknya, maka perokok pasif di sekitarnya yang bisa menjadi korban.
4. Lakukan Pengecekan Tekanan Darah secara Berkala
Level atau angka tekanan darah hanya bisa diketahui dengan alat pengukur tensi khusus. Jadi, semakin bertambah usia seseorang, maka semakin perlu pengecekan tensi ini secara berkala meskipun tidak ada gejala tekanan darah tinggi dan/atau rendah. Selain memeriksakan diri ke Puskesmas atau faskes terdekat, kamu juga bisa membelinya sendiri untuk penggunaan mandiri di rumah. Jangan lupa konsultasikan cara penggunaan dan cara membacanya kepada ahli kesehatan.
5. Mengonsumsi Suplemen yang Mendukung Tekanan Darah Normal
Apabila pemenuhan nutrisi pada poin pertama cukup sulit, lansia bisa diarahkan untuk mengonsumsi suplemen sebagai pendukung makanan utama. Beberapa jenis nutrisi yang terbukti membantu lansia mengontrol tekanan darahnya adalah omega 3, vitamin C, magnesium, potasium, dan serat. Masing-masing nutrisi memiliki mekanisme yang berbeda dalam menjaga tensi normal lansia. Pastikan kamu memilih produk suplemen yang terpercaya.
Rekomendasi Suplemen untuk Jaga Kesehatan Jantung dan Tekanan Darah
Bicara soal produk suplemen terpercaya, Enervon hadir dengan beberapa varian yang mengandung beberapa nutrisi penting dalam satu tablet/kapsul. Varian yang direkomendasikan adalah Enervon Gold karena mengandung vitamin C sekaligus minyak ikan (omega 3). Jika vitamin C akan membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, maka omega 3 akan meningkatkan aliran darah dan mencegah penyumbatan pembuluh darah.
Cukup dengan konsumsi satu kali per hari satu butir, lansia telah mendapat dukungan dalam menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah. Untuk informasi lebih detail terkait Enervon Gold, silakan akses tautan berikut ini.
Referensi:
- Harvard Health Publishing. 2024. Reading the new blood pressure guidelines. Diakses dari https://www.health.harvard.edu/heart-health/reading-the-new-blood-pressure-guidelines
- Singapore Heart Foundation. 2023. Normal Blood Pressure: Guidelines for Elderly. Diakses dari https://www.myheart.org.sg/heart-news/blood-pressure-for-elderly/
- Mayo Clinic. 2023. Pulse Pressure: An Indicator of Heart Health? Diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/expert-answers/pulse-pressure/faq-20058189#s
- National Institute on Aging. 2022. High Blood Pressure and Older Adults. Diakses dari https://www.nia.nih.gov/health/high-blood-pressure/high-blood-pressure-and-older-adults#how-can-i-control-my-blood-pressure