Demam adalah salah satu bentuk respons tubuh dalam menghadapi infeksi virus atau bakteri. Bahkan pada kondisi tertentu, demam juga bisa diartikan sebagai tanda masalah kesehatan yang lebih serius. Dari sini, jenis demam bisa dikategorikan berdasarkan penyebab dan gejalanya. Berikut ini adalah jenis demam beserta tandanya agar kamu lebih mudah membedakan dan menentukan penanganannya.

Demam dan Bagaimana Hal Ini Terjadi

Demam adalah kondisi suhu atau temperatur tubuh meningkat dibanding suhu normal dan merupakan salah satu bentuk sistem imun melindungi tubuh. Banyak ahli kesehatan sepakat bahwa suhu normal tubuh adalah 37 derajat celcius. Namun angka tersebut bisa berbeda tergantung usia, suhu rata-rata lingkungan, dan lain-lain. Meskipun begitu, seseorang bisa dikatakan demam jika suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat celcius.

Suhu tubuh meningkat karena sistem imun sedang bekerja lebih berat dibanding biasanya untuk melawan infeksi dan/atau menyelesaikan masalah lain selain karena virus/bakteri. Jika penyebab utamanya ringan, demam 1-3 hari biasanya akan turun. Itulah kenapa memperhatikan gejala awal dan selama proses pemulihan menjadi penting.

Selain suhu tubuh, demam juga disertai dengan gejala lain yang membuatnya bisa diidentifikasi penyebabnya. Tentu saja mengenali gejala ini untuk keperluan pertolongan pertama. Baru setelah itu, tindakan medis berikutnya perlu dikonsultasikan dengan dokter. Mari mengenali beberapa jenis demam yang umum dialami.

Jenis Demam dan Gejalanya

1. Demam Biasa

Demam biasa berarti demam yang tidak terlalu tinggi dan disebabkan oleh infeksi virus seperti influenza, Covid-19, rhinovirus, dan lain-lain. Jenis demam yang paling umum ini identik dengan gejala penyerta seperti pilek, batuk, pusing, menggigil, dan nafsu makan agak menurun. Perawatan di rumah bisa mempercepat penyembuhan dan terkadang kamu tidak perlu obat sama sekali.

2. Demam Tipes

Berikutnya ada demam tipes yang diakibatkan oleh infeksi bakteri bernama Salmonella Typhi. Bakteri ini hidup pada makanan dan air yang tercemar sehingga sering muncul pada lingkungan dengan sanitasi buruk. Karakter demam untuk jenis ini adalah demam ringan dan terus meningkat dalam satu hari, sakit kepala, sakit perut, konstipasi atau diare, nyeri otot, dan lemas. Karena disebabkan oleh bakteri, penderitanya perlu mengonsumsi antibiotik yang diresepkan dokter.

3. Demam Berdarah (DBD)

Jenis demam yang satu ini disebabkan oleh infeksi virus yang disebarkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi bernama aedes aegypti. Ciri dari DBD adalah demam tinggi mencapai 40 derajat celcius, pusing parah, nyeri otot, mual dan muntah, nyeri di belakang bola mata, nyeri sendi, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Tidak ada tindakan khusus dari DBD selain mengelola gejalanya di rumah dengan bantuan obat anti-nyeri, khususnya paracetamol. Namun jika gejalanya parah seperti sakit perut tidak tertahankan, muntah terus menerus, napas cepat, hingga gusi berdarah atau mimisan, penderitanya harus dirawat di rumah sakit.

4. Demam Malaria

Satu lagi jenis demam yang disebabkan oleh nyamuk (anopheles) yaitu demam malaria. Tipe demam ini terjadi akibat infeksi parasit dan bukan dari manusia ke manusia. Gejala ringannya berupa demam menggigil dan pusing. Jika mengalami kejang, kebingungan, dan sulit bernapas, maka itu gejala malaria yang sudah parah. Penderita malaria membutuhkan pengobatan dan perawatan intensif di rumah sakit.

5. Demam Rematik

Jenis demam ini termasuk jarang terjadi namun perlu diperhatikan karena gejala awalnya yang terbilang ringan. Demam rematik adalah tipe demam yang muncul sebagai efek komplikasi dari infeksi streptokokus. Bakteri streptokokus sendiri merupakan penyebab dari penyakit radang tenggorokan dan bisa mengarah pada demam rematik jika tidak ditangani dengan baik. Selain suhu tubuh tinggi, gejala penyertanya adalah nyeri sendi terutama pada lutut, pergelangan kaki, dan siku, pembengkakan amandel, ritme jantung yang tidak teratur, dan lain-lain. Karena disebabkan oleh bakteri, penderitanya perlu melakukan perawatan intensif dengan antibiotik.

Image by prostooleh on Freepik

Pertolongan Pertama Mengatasi Demam

Demam bisa diatasi di rumah, terutama pada jenis demam biasa. Namun bagaimana kita mengetahui mana demam yang harus dibawa ke rumah sakit dan mana yang cukup dirawat di rumah? Perhatikan beberapa tips di bawah ini.

  • Cek suhu tubuh terlebih dahulu untuk memastikan demamnya tidak tinggi. Jika penderitanya mengalami demam tinggi (lebih dari 39 derajat celcius), maka segeralah memeriksakan diri ke faskes terdekat. Inilah kenapa sebaiknya menyediakan termometer di rumah untuk mengontrol suhu tubuh.
  • Namun bila demam cenderung rendah (38-39 derajat celcius), maka perawatan di rumah bisa membantu meredakannya. Di antaranya adalah banyak istirahat, memenuhi asupan cairan tubuh dari minuman dan makanan berkuah, mengonsumsi makanan bergizi yang mudah dicerna, kompres/mandi dengan air hangat, kenakan pakaian yang menyerap keringat, serta hindari selimut tebal agar tidak menghambat keluar atau menguapnya suhu tubuh.
  • Jika ingin mengonsumsi obat, gunakan jenis obat anti-nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen. Jangan sembarangan minum antibiotik meskipun ada yang dijual bebas, karena efek samping konsumsi antibiotik yang tidak sesuai petunjuk dokter akan menimbulkan efek samping resistensi antibiotik.
  • Untuk mengatasi gejala ringan seperti nafsu makan menurun, kombinasikan dengan konsumsi suplemen untuk memenuhi asupan harian. Dengan begitu, tubuh khususnya sistem imun akan tetap mendapat energi untuk memulihkan diri.
  • Jika semua cara di atas tidak membuat demam menurun, semakin parah, dan/atau muncul gejala baru, maka penderitanya juga harus dibawa ke dokter. Beberapa gejala baru yang harus diwaspadai adalah sesak napas, bibir membiru, kejang, sulit berkomunikasi, kaku leher, sakit ketika kencing, dan lain sebagainya.

Cara Efektif Mencegah Demam

Melihat jenis demam di atas, semuanya bisa dicegah atau diminimalisir agar tidak terjadi. Lakukan beberapa kebiasaan sehat di bawah ini untuk mencegah demam. Pertama, selalu jaga kebersihan diri di mana pun berada untuk memperkecil risiko terinfeksi virus dan bakteri. Termasuk menjaga kebersihan lingkungan dalam dan luar rumah dengan 3M untuk memutus perkembangbiakan nyamuk.

Kedua, miliki gaya hidup sehat untuk menguatkan sistem imun kita. Prinsip wajibnya adalah dengan pola makan sehat bergizi seimbang, rutin olahraga kurang lebih 30 menit per hari, mencukupi tidur berkualitas 7-8 jam setiap malam, serta mencukupi kebutuhan air putih.

Untuk mendukung semua bentuk pencegahan di atas, mengonsumsi suplemen juga bisa menjadi bentuk pencegahan dari demam. Beberapa nutrisi yang bisa menguatkan sistem imun adalah vitamin C, vitamin D, vitamin B kompleks, hingga mineral zinc.

Suplemen Vitamin C Terbaik untuk Pemulihan dan Pencegahan Demam

Menyambung soal suplemen, Enervon-C Tablet hadir sebagai salah satu suplemen yang dipercaya. Dengan kandungan yang lengkap, konsumsi 1 tablet per hari tidak hanya menguatkan sistem imun, tapi juga mendukung proses pemulihan. Apalagi jika dikonsumsi saat masa rentan seperti musim hujan. Kandungan tersebut adalah vitamin C (500 mg), vitamin B1 (50 mg), vitamin B2 (25 mg), vitamin B6 (10 mg), vitamin B12 (5 mcg), niacinamide (50 mg), dan kalsium pantotenat (20 mg).

Miliki varian ini dan 3 varian lain Enervon dari toko resmi Darya Varia di Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Perkuat imun dan hindari berbagai jenis demam bersama Enervon!

Referensi:

  • Patricia Chaney. 2023. Fever: Causes, Symptoms, and Treatment. Diakses dari https://www.webmd.com/first-aid/fevers-causes-symptoms-treatments
  • Cleveland Clinic. 2023. Fever. Diakses dari https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/10880-fever
  • Mayo Clinic. 2023. Typhoid Fever. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/typhoid-fever/symptoms-causes/syc-20378661
  • WHO. 2024. Malaria. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malaria
  • WHO. 2024. Dengue and severe dengue. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
  • CDC. About Rheumatic Fever. Diakses dari https://www.cdc.gov/group-a-strep/about/rheumatic-fever.html#cdc_disease_basics_treatment-treatment-and-recovery 
Featured Image by lyashenko on Freepik