Memasuki usia lanjut memang memiliki tantangannya sendiri. Selain perubahan fisik dan mental, lansia juga dihadapkan pada kemungkinan adanya perubahan emosi. Perasaan mudah marah, mudah tersinggung, kesepian, dan sebagainya menjadi beberapa bentuk emosi yang perlu pengelolaan. Ibadah puasa menjadi salah satu cara mendapatkan ketenangan hidup di usia lanjut. Namun bagaimana hukum puasa bagi orang yang sudah sangat tua? Simak penjelasan lengkapnya sampai akhir serta tips menjaga kesehatan selama melaksanakannya.

Hukum Puasa bagi Orang yang Sudah Sangat Tua

Puasa, terutama puasa Ramadan, adalah ibadah yang diwajibkan kepada umat muslim yang sudah balig dan berakal. Meskipun begitu, Allah SWT juga memberikan kemurahan untuk tidak berpuasa atau alternatif bagi beberapa kategori orang. Mulai dari orang yang sakit menahun, musafir, perempuan haid dan nifas, hingga ibu hamil dan menyusui. Termasuk dalam kategori tersebut adalah orang yang sudah sangat tua usianya.

Dalam agama islam, hukum puasa bagi orang yang sudah sangat tua dan memang tidak sanggup melaksanakan puasa adalah sunah. Jadi orang yang sudah sangat renta boleh tidak berpuasa. Sebagai gantinya, lansia yang tidak berpuasa Ramadan supaya membayarkan fidiah (fidyah).

Fidiah sendiri merupakan harta benda yang dikeluarkan muslim untuk mengganti puasa. Sering disebut sebagai denda, fidiah bagi lansia yang tidak berpuasa memiliki aturan untuk memberi makan orang miskin. Peraturan ini tercantum dalam Al Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 184.

Kemudian untuk teknis pembayaran fidiahnya adalah dengan memberi makan berupa bahan pangan pokok kepada 1 orang miskin sebanyak 1 mud atau kurang lebih 675 gram/6,75 ons untuk setiap 1 hari tidak berpuasa. Apabila ingin membayar fidiah dalam bentuk uang, maka nominalnya perlu disesuaikan dengan harga makanan 1 mud tadi.

Tantangan Kesehatan Lansia saat Puasa

Dengan segala perubahan fisik yang ada pada lansia, tentu tantangan kesehatan yang akan dihadapi menjadi lebih besar ketika memutuskan untuk berpuasa. Pertama, sistem metabolisme tubuh akan berubah ketika memasuki usia lebih dari 50 tahun. Kondisi ini memengaruhi banyak fungsi organ tubuh sehingga tidak bekerja secara optimal.

Kedua, lansia juga memiliki tantangan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh. Baik saat hari-hari biasa di luar bulan Ramadan, ditambah saat menjalankan ibadah puasa. Hal ini karena mereka rentan mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi akibat proses metabolisme yang menurun.

Ketiga, tantangan kesehatan lansia saat puasa menjadi semakin besar apabila mereka memiliki masalah kesehatan sebelumnya. Beberapa penyakit yang umum dimiliki adalah diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan lain sebagainya.

Image by Freepik

 

Terapkan Gaya Hidup Sehat selama Puasa

Dengan melihat berbagai tantangan di atas, tentu keluarga dan lansia itu sendiri perlu memperhatikan pola hidup sehat jika memang ingin melaksanakan ibadah puasa. Di bawah ini adalah beberapa tips yang perlu dibiasakan untuk orang yang sangat tua dan masih merasa mampu melaksanakan ibadah puasa.

1. Menjaga Pola Makan saat Sahur dan Berbuka

Lansia harus makan sahur dengan banyak asupan sayur, buah, dan protein agar rasa kenyang bertahan lebih lama. Upayakan juga untuk memilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah, kentang, ubi, jagung, oat, dan lain sebagainya. Selain manfaat tersebut, bahan makanan tersebut juga akan membantu tubuh mengelola energi dan stamina.

Terapkan hal yang sama ketika berbuka puasa. Khusus berbuka, awali dengan makanan manis namun mudah dicerna seperti jus buah atau buah kurma. Hindari makanan pedas, tinggi lemak, makanan yang diolah berlebihan, serta makanan dengan kandungan gula dan garam yang tinggi.

2. Mencukupi Waktu Tidur

Istirahat cukup dapat membantu lansia tetap berstamina menjalani hari meskipun sedang puasa. Untuk menyiasati waktu tidur yang berkurang karena makan sahur, usahakan untuk tidur lebih awal dan manfaatkan jam tidur siang. Hindari tidur lagi minimal 2 jam setelah sahur untuk mencegah gangguan pencernaan.

3. Memperhatikan Kecukupan Hidrasi Tubuh

Sama seperti rentang usia yang lain, kebutuhan hidrasi tubuh harus terpenuhi meskipun sedang berpuasa. Satu metode yang bisa diterapkan adalah 2-4-2, yaitu 2 gelas saat berbuka puasa, 4 gelas saat makan malam hingga sebelum tidur, dan 2 gelas saat sahur. Batasi mengonsumsi kafein agar tidak merusak siklus tidur dan meminimalisir munculnya gangguan pencernaan.

4. Disarankan untuk Konsultasi dengan Dokter

Tips yang satu ini sangat disarankan untuk lansia yang memiliki riwayat masalah kesehatan serius, bahkan kronis. Sebelum berpuasa, konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan efek sampingnya. Umumnya dokter juga akan memberikan saran gaya hidup khusus yang sesuai dengan kondisi lansia.

Pentingnya Vitamin untuk Lansia saat Puasa

Khusus menyambung tips hidup sehat poin pertama, dukung pemenuhan nutrisi harian lansia dengan mengonsumsi suplemen. Umumnya, suplemen mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral sekaligus sehingga selain efektif dan praktis, cara ini juga aman dilakukan. Dukungan suplemen dalam melengkapi kebutuhan harian disarankan bagi beberapa kategori lansia seperti lansia yang menerapkan pola makan vegan atau vegetarian. Termasuk kategori lansia yang melaksanakan puasa.

Keterbatasan waktu untuk memenuhi asupan makan dan minum perlu diperkuat dengan konsumsi suplemen agar tubuh mendapat energi yang cukup. Selain kecukupan energi, kandungan dalam suplemen juga akan mendukung fungsi sistem imun, fungsi kognitif, hingga memelihara kesehatan organ tubuh lain secara umum.

Beberapa jenis vitamin dan mineral yang dinilai paling penting untuk lansia adalah vitamin B12 dan vitamin B kompleks jenis lain, vitamin D, vitamin C, kalsium, kalium, omega 3, vitamin C, hingga zat besi. Semua jenis tersebut perlu dipenuhi dari makanan utama terlebih dahulu, baru kemudian didukung dengan konsumsi suplemen.

Suplemen Lansia yang Direkomendasikan: Enervon Gold

Sekarang saatnya mengetahui salah satu rekomendasi suplemen lansia terpercaya di Indonesia, yaitu Enervon Gold. Kapsul selaput ini mengandung beberapa jenis vitamin, mineral, dan lemak sehat berupa minyak ikan. Lebih detailnya, Enervon Gold mengandung vitamin C (90 mg), vitamin B1 (1,2 mg), B2 (1,4 mg), B5 (5 mg), B6 (1,7 mg), B12 (2,4 mcg), asam folat (400 mcg), lutein (10 mg), omega 3 (350 mg), DHA (250 mg), dan EPA (50 mg).

Selain manfaatnya dalam menjaga kesehatan, Enervon Gold juga berperan dalam organ tubuh yang lain. Di antaranya menjaga kesehatan jantung dan mata, menambah stamina tubuh, mendukung fungsi otak, serta menjaga performa imun tubuh. Dapatkan promo menarik dan informasi lebih lanjut dengan mengikuti tautan ini. Mari raih banyak kebaikan di bulan Ramadan bersama Enervon!

Referensi:

  • Baznas. 2024. Hukum Puasa bagi Orang yang Sudah Tua: Penjelasan dan Rujukan dalam Islam. Diakses dari https://baznas.go.id/artikel-show/Hukum-Puasa-bagi-Orang-yang-Sudah-Tua:-Penjelasan-dan-Rujukan-dalam-Islam/390
  • Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2025. 8 Orang yang Boleh Tidak Berpuasa, Siapa Saja?. Diakses dari https://www.ums.ac.id/berita/mimbar/8-orang-yang-boleh-tidak-berpuasa-siapa-saja 
Featured Image by rawpixel.com on Freepik