Sakit Kepala Biasa VS Gejala Corona, Apa Perbedaannya?
Seperti diketahui, anosmia – atau kehilangan indera penciuman untuk sementara waktu.
Meski demikian, sebagian besar pasien juga kerap mengeluhkan gejala sakit kepala ketika terinfeksi Covid-19. Dilansir dari Detik, berdasarkan laporan terbaru di Eropa, ditemukan sebesa 40 persen kasus infeksi yang dianalisis mengalami gejala sakit kepala. Bahkan, belakangan waktu terakhir, gejala ini pun semakin sering dilaporkan.
Memang, sakit kepala bisa disebabkan oleh berbagai penyebab lainnya, namun alangkah baiknya untuk tetap waspada – untuk memastikan apakah keluhan sakit kepala disebabkan oleh Covid-19, atau justru tidak.
Lantas, apa sih perbedaan di antara sakit kepala akibat Covid-19 dan sakit kepala pada umumnya? Berikut ini ulasan lengkapnya.
Gejala Umum Covid-19 yang Sering Dialami
Credit Image - medicalnewstoday.com
Sebelum memasuki ulasan mengenai perbedaan sakit kepala biasa dengan akibat Covid-19, ada baiknya kamu mengenali kembali berbagai gejala umum virus corona yang mungkin dialami. Perlu diketahui, gejala biasanya akan muncul selama masa inkubasi, yaitu di hari ke 2 sampai 14 setelah terpapar.
Adapun sejumlah gejala yang sering dialami, yaitu:
- Batuk yang cukup mengganggu, seolah berasal dari sesuatu yang jauh di dalam dada. Umumnya, pasien mengalami batuk kering.
- Napas pendek, dialami oleh pasien yang sudah mengalami gejala berat. Gejala sesak napas bisa muncul tanpa adanya batuk.
- Demam, namun suhu tubuh sering naik di sore menjelang malam hari. Ini merupakan cara umum virus menghasilkan demam.
- Menggigil, terasa sakit, dan demam di malam hari.
- Merasa lelah ekstrem, bahkan bisa berlanjut lama sampai virus hilang. Dalam sejumlah laporan, pasien menyebutkan masih merasa kelelahan dan kurang energi setelah dinyatakan negatif.
- Kehilangan bau dan rasa – atau disebut juga anosmia. Kondisi ini biasanya dapat mengakibatkan pasien tidak napsu makan.
Apa Perbedaan Sakit Kepala Biasa Dengan Akibat Covid-19?
Credit Image - alodokter.com
Sebelumnya, sakit kepala bukanlah termasuk gejala umum virus corona yang sering dirasakan. Namun, seiring berjalannya waktu – indikasi yang satu ini pun semakin sering dirasakan oleh para pasien Covid-19. Memang, sakit kepala tidak hanya disebabkan oleh virus corona saja, tapi bisa terjadi akibat penyebab lainnya. Lalu, bagaimana cara membedakannya?
Kasus gejala Covid-19 sakit kepala biasanya dikeluhkan di fase awal terpapar virus, sebelum timbul gejala lainnya, seperti demam dan batuk. Meski tidak bisa dijelaskan secara spesifik mengenai perbedaan keduanya, namun sakit kepala akibat virus corona biasanya akan dibarengi dengan gejala lainnya.
Selain itu, kemungkinan besar, sakit kepala akibat infeksi Covid-19 disertai dengan anosmia, yaitu saat pasien kehilangan kemampuan indera penciuman dan perasa. Jadi, jika ada yang mengalami sakit kepala dan disertai anosmia, maka ada kemungkinan sudah terpapar virus.
Lakukan Upaya Pencegahan Untuk Minimalisir Infeksi Virus!
Credit Image - tribuneindia.com
Di masa pandemi Covid-19, kesehatan merupakan hal paling berharga. Untuk itu, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati – sangat benar adanya. Masyarakat diminta agar terus menerapkan upaya pencegahan, dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pastikan sudah memakai masker ketika bepergian, menerapkan jaga jarak, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta tidak bepergian – kecuali ada urusan yang mendesak. Sejumlah protokol kesehatan tersebut juga masih harus dijalani meskipun sudah mendapatkan vaksinasi.
Selain itu, perlindungan diri juga perlu dioptimalkan dengan penerapan hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.
Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C yang memiliki kandungan vitamin lengkap. Multivitamin yang satu ini dianjurkan dikonsumsi dua kali sehari.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra dan bisa memberi rasa segar sepanjang hari.
Bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan untuk minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.
Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak.
Itulah ulasan mengenai perbedaan sakit kepala biasanya dengan akibat Covid-19. Jadi, jangan sepelekan ciri yang satu ini, ya!
Featured Image - klikdokter.com
Source - detik.com