Habis Melahirkan, Bolehkah Segera Mendapatkan Vaksin Covid-19?
Masih berlangsungnya pandemi Covid-19 membuat pemerintah semakin menggencarkan program vaksinasi Covid-19. Saat ini, sudah ada mengurangi risiko penularan virus.
Masyarakat umum, termasuk lansia, dan remaja berusia 12 tahun ke atas juga sudah boleh mendapatkan vaksin Covid-19. Begitu pula dengan ibu hamil dan menyusui. Namun, bagaimana kalau ibu yang baru saja melahirkan? Apakah diperbolehkan segera mendapat vaksin Covid-19?
Untuk menjawab pertanyaan mengenai vaksin bagi ibu yang baru melahirkan, berikut ini ulasan lengkapnya.
Baru Melahirkan, Bolehkah Segera Mendapat Vaksin?
Credit Image - megapolitan.kompas.com
Vaksin Covid-19 bertujuan untuk memberi perlindungan bagi banyak orang, termasuk ibu yang baru melahirkan. Bahkan, vaksin disebut dapat melewati ASI, sehingga bisa memberikan perlindungan bagi anak yang dalam masa menyusui. Tapi, benarkah hal ini aman dilakukan?
Dilansir dari Outlook, Dr Khan Amir Maroof, seorang profesor di Rosewalk Hospital and Apollo Cradle Royale mengatakan, tidak ada risiko bagi neonatus dari ibu menyusui yang divaksinasi. Menurutnya tidak ada alasan untuk menunda vaksinasi setelah melahirkan.
Berkaitan dengan vaksin, tidak ada tindakan pencegahan khusus yang perlu dilakukan ibu menyusui. Perlu diketahui bahwa kriteria penerima vaksin yang berlaku untuk populasi umum juga berlaku bagi ibu yang baru melahirkan.
Namun, tetap ada sejumlah syarat dasar yang perlu dipenuhi oleh kelompok ini, seperti suhu tubuh di bawah 37,5 derajat Celcius, tidak melakukan kontak dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 dalam 14 hari terakhir, dan tidak mengalami demam, batuk, pilek, dan sesak napas.
Selain itu, penting untuk mendiskusikan soal kondisi dengan petugas kesehatan, sebelum akhirnya melakukan vaksinasi.
Tetap Perhatikan KIPI Setelah Vaksinasi
Credit Image - health.grid.id
Efek samping yang sering dialami setelah vaksinasi memang wajar dialami. Ini berarti kekebalan tubuh sedang bekerja membentuk antibodi. Sampai saat ini, masih banyak yang melaporkan soal efek samping setelah penyuntikan pertama, bahkan ada pula yang merasa efeknya semakin berat usai mendapat vaksin dosis kedua. Apakah ini hal yang perlu dikhawatirkan?
Tentu saja tidak. Sekali lagi, KIPI – atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi sangat wajar terjadi. Biasanya, gejala yang dirasakan juga tergolong ringan, seperti sakit kepala, kelelahan, nyeri di bekas suntikan, atau ada juga yang merasa ngantuk berlebihan.
Efek samping ringan dari vaksinasi Covid-19 cenderung hilang dalam waktu 48 jam setelah suntikan. Tetapi, jika mengalaminya lebih dari dua hari, segera konsultasikan dengan dokter.
Jangan Lengah, Langkah Pencegahan Masih Perlu Dilakukan Ya!
Credit Image - health.detik.com
Meskipun sudah divaksinasi, namun bukan berarti 100 persen kebal terhadap ancaman virus corona. Sebab, pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian akan diidentifikasi oleh sistem imun tubuh. Harapannya, kekebalan dapat dengan cepat mengindentifikasi dan melawan, jika virus aslinya datang menyerang tubuh.
Tetapi, tidak ada vaksin yang dapat bekerja dengan memberikan kekebalan seutuhnya terhadap suatu penyakit. Selain itu, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Dari hal ini, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.
Untuk itu, setelah vaksinasi, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksin tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko infeksi dapat semakin diminimalisir. Bahkan, kalau terpapar sekalipun makan gejala yang dirasakan tidak berat, atau tidak berisiko mengalami kematian.
Jadi, pastikan selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan — atau dapat gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda di ruang publik, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.
Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.
Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.
Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.
Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.
Bagi ibu menyusui yang ingin mengonsumsi suplemen multivitamin, ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter yang menangani.
Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, bisa kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Jadi, tak usah ragu untuk melakukan vaksin Covid-19, ya. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus, sehingga pandemi dapat segera berakhir.
Featured Image - klikdokter.com
Source - popmama.com