Selama pandemi Covid-19, menggunakan masker ketika bepergian menjadi hal esensial. Pasalnya, masker dapat masker kerap kali menutupi senyum terbaikmu.

Padahal, tak bisa dipungkiri, senyum merupakan sesuatu yang bisa memberikan kesan hangat, serta bersahabat. Kalau ingin merepresentasikan pribadi yang hangat, lantas apa yang bisa dilakukan ketika senyum mesti ditutupi masker?

Dikutip dari CNN Indonesia, seorang ahli bahasa tubuh Janine Driver menyebutkan bahwa meski menggunakan masker sebaiknya kamu tetap tersenyum. Setidaknya ada 5 alasan yang mendasari rekomendasi tersebut.

Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

#1 – Mata Juga Ikut Tersenyum

Credit Image - liputan6.com

Manusia masih beruntung karena ada banyak informasi tampak dari mata dan alis. Dengan kebahagiaan yang nyata, kamu pun tetap bisa melihatnya melalui kerutan di sisi mata. Seorang psikolog Paul Ekman mengatakan hal tersebut benar adanya.

Dikatakan bahwa menambahkan ekspresi wajah yang menggambarkan senyum sejati dapat muncul dari garis tawa – ditambah dengan mata menyipit serta berkerut. Mudahnya, kamu bahkan tetap bisa mengenali anak ketika sedang tersenyum meskipun tengah memakai dot. Ini pun berkat ekspresi senyum dari matanya.

 

#2 – Smiling Voice

Alasan selanjutnya kamu disarankan agar tetap tersenyum meski memakai masker, yakni adanya smiling voice. Suara pun bisa menunjukkan apakah sedang tersenyum – atau justru tidak. Istilah inilah yang dikenal sebagai smiling voice.

Menurut seorang peneliti emosi dan ekspresi wajah di Humboldt University of Berlin, Germany, senyum dapat mengubah bentuk mulut, sehingga membuat suara menjadi lebih ceria. Ini karena perubahan pada bagian mulut – kemudian modulasi suara pun ikut berubah. Sebaliknya, kalau wajah yang tampak serius, maka suara akan terdengar lebih suram.

 

#3 – Kalau Tegang, Bisa Tambahkan Gerakan Tubuh

Credit Image - menafn.com

Gerakan tubuh, seperti anggukan kepala atau lambaian tangan juga dapat menumbuhkan koneksi dengan orang lain. Selain itu, hal ini pun bisa membuatmu lebih rileks, ketika sedang merasa tegang. Meski demikian, gerakan tersebut masih cukup sulit dibilang ramah kalau tidak dibarengi dengan senyuman.

Dilansir dari Washington Post, wajah, suara, dan tubuh biasanya “bersatu”. Dengan kata lain, kamu secara alami cenderung melambai dengan antusias ketika sudah tersenyum. Namun, kalau ekspresi netral, maka akan diperlukan upaya lebih dalam mempraktikkan bahasa tubuh tersebut.

 

#4 – Tatap Mata

Ketika berbicara, jangan lupa untuk memberikan perhatikan terhadap lawan bicara dengan menatap matanya. Dari hal ini, kamu juga dapat mengenali emosi lawan bicara melalui tatapan mata. Memang, mata sulit untuk dibohongi.

Dikatakan bahwa mata yang tampak rileks berarti lawan bicara merasa nyaman. Namun, kalau mata menyempit, seperti sedang melakukan sesuatu dengan serius, bisa jadi hal tersebut menandakan stres, merah, atau merasa terancam.

 

#5 – Gerakan Alis Juga Bisa Dijadikan Sebagai Alat Komunikasi

Credit Image - orami.co.id

Selain mata, alis pun bisa digunakan sebagai alat komunikasi. Gerakan alis seperti gerakan naik mampu mengisyaratkan bahwa kamu memperhatikan lawan bicara. Lewat alis, kamu juga bisa mengenali apa yang dirasakan lawan bicara.

Otot di area alis merupakan salah satu otot yang sulit dimanipulasi. Saat alis menyatu di tengah, ini menandakan kesedihan. Alis yang turun bisa menandakan kemarahan. Sebaliknya jika alis terlihat naik, bisa menandakan rasa terkejut.

 

Itulah deretan alasan mengapa kamu masih harus tersenyum meskipun sedang memakai masker. Jadi, jangan lupa tetap tersenyum, ya!

 

 

Featured Image – news.stanford.edu

Source – cnnindonesia.com