4 Fakta Corona Varian Delta A.Y.2.4, Wajib Waspada!
Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, berbagai mutasi virus kerap bermunculan. Jika sebelumnya sudah ditemukan varian Alpha, Beta, Delta, hingga varian Mu, dan juga Lambda. Saat ini, berbagai pihak tengah mewaspadai varian terbaru, yakni AY.4.2 yang sedang berkembang di Inggris.
Meski belum memasuki wilayah Indonesia, namun varian terbaru tersebut turut berkontribusi dalam lonjakan kasus Covid-19 di Inggris – yang terjadi sejak Juli sampai bulan Oktober silam. Bahkan, infeksi varian AY.4.2 disebut terus meningkat.
Mengenai varian terbaru dari Covid-19, berikut 4 faktanya yang perlu diketahui. Simak selengkapnya di bawah ini.
#1 – Terdeteksi di Inggris
Credit Image - dailysabah.com
Dikutip dari Medical News Today, di tanggal 21 Oktober silam, Badan Keamanan Kesehatan Inggris melaporkan ditemukannya subtype baru dari varian Delta, yang kini disebut sebagai varian AY.4.2. Selain itu, dikatakan pula bahwa varian tersebut sudah menyebar luas di Inggris, serta menimbulkan kekhawatiran tersendiri.
Varian AY.4.2 telah menyumbang 6 persen dari semua sekuens genetik Covid-19 sejak akhir bulan September lalu. Dan, selama 28 terakhir, Inggris sudah mencatat jumlah kasus harian tertinggi dibandingkan dengan negara lain – artinya, negara tersebut berada di peringkat kedua setelah Amerika Serikat.
#2 – Merupakan Keturunan Varian Delta
Credit Image - wane.com
Uniknya, varian AY.4.2 merupakan keturunan – atau subvarian dari Delta yang juga termasuk paling dominan di Inggris. Subvarian tersebut dibedakan oleh dua mutasi pada protein lonjakannya yang disebut sebagai Y145H dan A222V. Namun, tidak ada mutasi dalam domain pengikatan reseptor.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mutasi tidak mungkin menyebabkan peningkatan besar dalam penularan – atau membantu virus menghindari sistem kekebalan tubuh. Varian AY.4.2 tidak dapat mendorong peningkatan jumlah kasus yang terjadi beberapa waktu terakhir di Inggris.
Jadi, bisa dikatakan kalau kemunculan varian baru tersebut tidak sebanding dengan infeksi varian Alpha dan Delta dalam hal peningkatan transmisibilitas.
#3 – Masa Inkubasi Lebih Singkat
Credit Image - jakarta.ayoindonesia.com
Berikutnya, dikutip dari Healthline, data menunjukkan AY.4.2 bisa 10 persen lebih menular daripada varian Delta yang paling umum di Inggris. Direktur di University College London Genetics Institute, Francois Balloux melalui Twitternya mengatakan, jika varian baru 10 persen lebih mudah menular dan memiliki frekuensi 10 persen dalam populasi, ini sama dengan hanya 1 persen lebih banyak kasus setiap 5 hari.
Namun, para ahli mengatakan bahwa lebih menular tidak selalu berarti lebih mengkhawatirkan. Intinya, mudah menular bukan berarti lebih berbahaya – atau bahkan lebih ganas. Dalam kasus ini, varian AY.4.4 memang tidak lebih menular, namun bisa menyebar dengan cepat.
Artinya, masa inkubasi virus lebih pendek, sehingga mampu menular dengan cepat, bahkan lebih menyebar daripada varian virus yang membutuhkan inkubasi lebih lama.
#4 – Efektivitas Vaksin
Credit Image - nature.com
Seperti yang disebutkan sebelumnya, para ahli mengatakan bahwa meski varian AY.4.2 lebih menular, namun bukan berarti lebih berbahaya. Ada pun vaksin yang beredar sekarang ini disebut sangat efektif dalam melawan beragam varian yang ada, termasuk AY.4.2.
Dokter dan Direktur Global Health, Northwell Health di New York Cioe Pena mengatakan bahwa memvaksinasi setiap orang dewasa lebih penting daripada memberikan vaksin dosis ketiga – atau booster. Semakin luas pemberian vaksin, maka semakin kecil pula kemungkinan munculnya varian baru.
Memang memvaksinasi semua orang merupakan cara yang baik untuk melindungi diri dari paparan Covid-19. Selain itu, vaksin pun dapat mengurangi risiko berbahaya, jika akhirnya terinfeksi virus tersebut.
Kalau pun sudah vaksin, masyarakat juga tetap dianjurkan menggunakan masker, serta menjalani langkah pencegahan lainnya, sehingga perlindungan diri pun semakin optimal.
Selain itu, dianjurkan pula menerapkan pola hidup sehat, seperti Enervon Active.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra, sekaligus mampu membuat tubuh terasa lebih segar sepanjang hari.
Untuk yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – yang dapat membantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah lelah, ya!
Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Jadi, itulah keempat fakta mengenai varian virus terbaru, yakni AY.4.2. Yuk, tetap waspadai risiko penularan virus, Enervoners!
Featured Image – euronews.com
Source – kompas.com