Kerap menjadi kekhawatiran masyarakat kalau vaksin dua dosis tidak cukup untuk melawan paparan virus corona, apalagi sudah banyak sekali variannya, termasuk Omicron. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah pun sudah menggelar program vaksin booster yang diharapkan bisa membantu melawan pandemi Covid-19.

Salah satu jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksin lanjutan, yaitu Sinovac. Dengan platform virus yang dimatikan, vaksin ini menjadi salah satu yang paling banyak digunakan di dunia, lho. Tapi, tak sedikit juga orang yang menanggap remeh kemampuan Sinovac dalam melawan varian Covid-19, apalagi Omicron.

Jangan salah, nyatanya Sinovac punya peluang besar dalam melawan varian Omicron. Hal ini sudah dibuktikan lewat uji penelitian. Berikut ulasan lengkapnya.

 

 

Meneliti Respons Imun Partisipan

Credit Image - cnnindonesia.com

Dengan mutasi terbanyak, varian Omicron dikhawatirkan menghindari sistem imun, lebih cepat menular, dan meningkatkan risiko reinfeksi. Dimuat dalam jurnal Nature pada 28 Januari 2022, sebuah studi di China ingin mengetahui respons imun booster terhadap varian Omicron.

Melibatkan para peneliti Sinovac Biotech, penelitian bertajuk "Memory B cell repertoire from triple vaccinees against diverse SARS-CoV-2 variants" ini merekrut 120 partisipan. Para partisipan terbagi menjadi dua kelompok:

  • Dua dosis (bulan 0 dan 1)
  • Tiga dosis (bulan 0, 1, dan 7)

Kemudian, peneliti juga membandingkan kemampuan vaksin primer dan booster untuk melawan varian Omicron. Bagaimana hasilnya?

 

Hasilnya, Booster Sinovac Punya Potensi Besar Lawan Omicron

Merilis pernyataan resmi pada Jumat (14/1/2022), Sinovac melampirkan hasil penelitian tersebut. Penggunaan booster Sinovac mendongkrak tingkat serokonversi antibodi netralisasi terhadap varian Omicron.

Pada dua dosis vaksin Sinovac, tingkat serokonversi hanya berkisar di angka 3,3 persen. Setelah mendapatkan booster, angka tersebut naik hingga 95 persen, efektif untuk menangkal Omicron.

Pada partisipan yang menerima booster, para peneliti mengisolasi 323 antibodi monoklonal dari memori sel B. Setelah diujikan, setengah (160) dari antibodi monoklonal tersebut mengenali receptor binding domain (RBD) varian Omicron, dan sebagian (163) menampilkan efek netralisasi terhadap varian Omicron.

Hasil tersebut juga mendukung tiga dosis imunisasi untuk memastikan perlindungan terhadap Covid-19. Tentunya, ini penemuan yang sejalan dengan saran dari WHO dan badan kesehatan di seluruh dunia untuk semua jenis vaksin.

 

Sinovac Bisa Memicu Respons Sel-T yang Lebih Tinggi

Credit Image - alodokter.com

Sebelum studi tersebut, para peneliti Chinese University of Hong Kong tengah meneliti imunogenisitas antara vaksin mRNA dan vaksin inactivated. Bagaimana hasilnya?

Dimuat dalam jurnal Respirology pada 24 November silam, penelitian gabungan dengan Amerika Serikat (AS) ini membandingkan vaksin Comirnaty dari Pfizer dan Sinovac Sebanyak 366 partisipan menerima vaksin Pfizer – dan 360 partisipan menerima vaksin Sinovac.

Dari 366 orang yang menerima dua dosis Pfizer, para peneliti menemukan bahwa respons imunitas humoral lebih kuat dibanding Sinovac. Namun, temuan lainnya mengungkapkan kalau vaksin Sinovac memicu respons CD4+ and CD8+ sel T yang lebih baik dari Pfizer pada 1 bulan setelah vaksinasi dosis kedua. 

 

Tetap Lakukan Pencegahan Untuk Hindari Risiko Paparan Virus!

Setelah mendapatkan vaksinasi, masyarakat juga masih diimbau untuk tetap melakukan protokol kesehatan – dengan demikian, perlindungan terhadap tubuh semakin maksimal, dan risiko tertular virus dapat diminimalisir.

Menjalani protokol kesehatan 5M yang meliputi memakai masker – dapat gunakan masker ganda, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas – hindari bepergian jika bukan untuk urusan mendesak, dan menghindari kerumunan tetap perlu dipatuhi, hingga nantinya pandemi Covid-19 terbukti bisa dikendalikan.

Perlu diketahui bahwa mendapat vaksin – bukan berarti bebas dari ancaman penularan virus corona. Hanya saja, dengan mendapat vaksinasi risiko mengalami gejala berat, hingga harus dirawat di ICU — atau risiko kematian pun sangat dapat diminimalisir.

Tidak hanya protokol kesehatan, menjaga daya tahan tubuh juga tetap diperlukan setelah mendapatkan vaksin. Salah satunya, dengan memenuhi asupan vitamin dan mineral, termasuk dengan mengonsumsi suplemen – yang masih sangat direkomendasikan.

Untuk jenis suplemen, dianjurkan memilih dengan kandungan vitamin bersifat imunomodulator, yaitu dapat membantu meningkatkan, sekaligus menjaga kekebalan tubuh. Lantas, apa suplemen yang sebaiknya dikonsumsi?

Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra bagi tubuh, terutama bagi yang masih harus melakukan aktivitas di luar rumah.

Untuk yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan untuk  minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat membantu mengoptimalkan kinerja kekebalan tubuh dalam melawan virus, sekaligus tetap mempertahankan stamina, sehingga tubuh tidak mudah lelah.

Dan pastinya, kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama. Manfaat ini dapat membuatmu semakin produktif dalam beraktivitas.

Untuk memperoleh produk Enervon yang tepat kamu bisa membelinya di official store Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, temukan produk Enervon di drug store terdekat.

 

Jadi, tak perlu ragu lagi untuk mendapat vaksin booster Sinovac, ya. Jenis vaksin yang satu ini sudah terbukti mampu dapat membantu melawan paparan varian Omicron!

 

 

Featured Image – theedgemarkets.com

Source – idntimes.com