Takjil Vs Makanan Berat Ketika Berbuka, Mana yang Lebih Baik?
Tak bisa dipungkiri, waktu berbuka puasa merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu selama bulan Ramadan. Setelah menahan lapar dan dahaga seharian, ini adalah waktu di mana kamu bisa segera makan dan minum.
Pada takjil sederhana terlebih dahulu.
Di antara makanan berat dengan takjil, sebenarnya mana yang lebih baik disantap ketika berbuka puasa? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Takjil Vs Makanan Berat Ketika Berbuka
Credit Image - bfi.co.id
Seperti penjelasan sebelumnya, saat berbuka puasa, kamu biasanya mendapatkan dua pilihan. Pertama, membatalkannya dengan makanan yang ringan terlebih dahulu. Kedua, langsung makan besar, yaitu nasi dengan berbagai kondimen yang lengkap.
Masing-masing tentu memiliki kelemahan dan kelebihan. Berbuka dengan makanan yang ringan lebih nyaman di perut bagi sebagian orang, apalagi setelah itu kita harus menunaikan salat Magrib. Sementara berbuka dengan makanan besar terasa lebih memuaskan dan tak perlu khawatir perut berbunyi saat beribadah setelahnya.
Namun, jika dibandingkan, ternyata salah satu dari pilihan tersebut lebih baik daripada lainnya. Yang manakah itu?
Langsung Makan Berat Usai Berbuka Berisiko Meningkatkan Asam Lambung
Walaupun nasi, lauk, sayuran, dan berbagai pelengkap lainnya begitu menggoda, kamu disarankan untuk mengisi perut dengan takjil terlebih dahulu. Berbuka puasa harus hati-hati, jangan karena perut sudah kosong 14 jam jadi balas dendam, semuanya ingin dimakan.
Mengawali buka puasa dengan makanan terlalu berat dapat meningkatkan risiko penyakit asam lambung, seperti maag atau dispepsia dan gastroesophageal reflux disease (GERD). Ini terjadi karena perut dan organ pencernaan lain "kaget".
Setelah tidak memiliki apa pun untuk dicerna, datangnya makanan dalam jumlah besar akan membuat lambung bekerja lebih keras. Asam lambung dan berbagai enzim pencernaan lain pun dikeluarkan untuk memproses semua yang kamu lahap. Akibatnya, perut akan terasa nyeri, perih, mual, dan kembung.
Risiko Lain dari Langsung Mengonsumsi Makanan Berat Ketika Berbuka
Credit Image - liputan6.com
Selain meningkatkan risiko penyakit asam lambung, makan makanan berat seperti nasi saat buka puasa juga berpotensi membuat kamu kekenyangan. Perut pun terasa tidak nyaman dan penuh. Padahal, setelah itu kita harus menjalankan ibadah lain, yaitu salat Magrib, Isya, dan tarawih.
Tak cukup sampai di situ, masih ada risiko lain dari makan makanan berat di awal waktu berbuka. Tanpa disadari, kebiasaan ini menimbulkan lonjakan drastis pada gula darah. Jika tubuhmu tidak bisa mengimbanginya dengan memproduksi hormon insulin, gula darah akan menumpuk di dalam pembuluh.
Takjil dan Makanan Ringan Lebih Disarankan untuk Mengawali Buka Puasa
Nah, karena sejumlah alasan di atas, kamu lebih disarankan untuk berbuka puasa dengan takjil terlebih dahulu. Makanan yang ringan bisa menjadi "alas" di dalam lambung sebelum mengonsumsi nasi dan makanan berat lainnya.
Dengan makan takjil, risiko peningkatan asam lambung secara berlebihan bisa diminimalkan. Dilansir The Spruce Eats, ini dimungkinkan karena perut tidak dibombardir dengan makanan yang berat dan susah dicerna setelah kosong seharian.
Selain itu, kebiasaan ini juga bisa menghindarkan kita dari makan terlalu banyak saat buka puasa. Takjil walaupun dalam jumlah sedikit akan membantu mengerem nafsu makan. Dengan begitu, kamu lebih cepat kenyang dan tak khawatir berat badan bertambah.
Jenis Makanan Takjil juga Harus Diperhatikan
Credit Image - blog.amartha.com
Lebih lanjut, kamu juga harus memperhatikan jenis makanan yang digunakan untuk buka puasa. Untuk takjil, sebaiknya kamu memilih hidangan yang tak terlalu berat agar tetap bisa menyantap makanan berat yang bernutrisi setelahnya.
Contohnya kurma seperti yang menjadi sunah dalam agama Islam. Buah asal Timur Tengah ini kaya akan serat namun tidak mengandung gula tambahan. Tubuh yang lemas pun segera pulih. Selain itu, kurma juga mudah dicerna, sehingga lambung tidak perlu bersusah payah. Sebagai tambahan, kamu juga sebaiknya segera minum saat azan Magrib dikumandangkan.
Tetap Penuhi Kebutuhan Vitamin dan Mineral Selama Puasa
Kamu pasti sudah tahu ya kalau kebutuhan vitamin juga mesti tetap terpenuhi selama berpuasa – nah, hal ini bisa dilakukan dengan mengonsumsi sumber makanan sehat. Tapi, itu saja belum tentu cukup, lho. Untuk mengoptimalkannya, dianjurkan rutin mengonsumsi multivitamin saat sahur dan berbuka puasa.
Tapi, multivitamin apa ya yang direkomendasikan? Kamu dapat minum Enervon-C secara rutin, lho!
Enervon-C mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Selain itu, kandungan Vitamin B Kompleks dalam Enervon-C – dapat membantu proses metabolisme tubuh, sehingga makanan yang dikonsumsi dapat diubah menjadi energi. Jadi, tubuh pun tak mudah lemas selama berpuasa!
Minum Enervon-C Effervescent – kalau yang satu ini punya kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg – untuk memberikan perlindungan ekstra.
Dan, untuk kamu yang punya lambung sensitif, sangat direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Jadi, apakah kamu masih suka langsung mengonsumsi makanan berat ketika berbuka puasa? Coba kurangi kebiasaan ini – dan awali waktu berbukamu dengan takjil atau makanan ringan terlebih dahulu, ya!
Featured Image – muslimahdaily.com
Source – idntimes.com