5 Tanda Fisik dari Depresi, Termasuk Alami Masalah Pencernaan, Lho!
Depresi merupakan masalah yang tidak hanya menyerang secara mental dan emosional saja, namun juga menyebabkan gangguan fisik. Depresi seringkali dikaitkan dengan gangguan emosi, seperti kesedihan, tangisan, dan perasaan putus asa.
Tidak hanya itu saja, lho. Depresi pun dapat menurunkan kemampuan fisik seseorang. Gejala fisik pun bahkan bisa memberi sinyal periode depresi yang dialami. Untuk itu, penting sekali memahami tanda fisik dari depresi, sehingga kamu bisa lebih waspada dalam menjaga kesehatan mental.
Berikut 5 tanda fisik dari depresi yang penting diperhatikan!
1. Merasa Lelah dan Kurang Energi
Credit Image - lifestyle.bisnis.com
Beberapa orang mungkin pernah merasa lesu di pagi hari. Mereka berharap tetap tidur atau berkutat dengan handphone ketimbang pergi ke kantor. Kamu mungkin menganggap kondisi ini hanya sekadar stres. Namun, rasa lelah atau penurunan energi ternyata merupakan gejala umum depresi. Terlebih, jika disertai dengan berkurangnya tingkat konsentrasi, mudah tersinggung, dan apatis.
Dilansir dari Healthline, depresi sering menyebabkan seseorang tidak bisa mendapatkan pengalaman tidur yang berkualitas. Kondisi ini bahkan terjadi pada orang yang memiliki waktu tidur yang cukup. Sehingga, pada pagi harinya mereka merasa lesu dan tidak bergairah melakukan aktivitas apapun.
Kamu disarankan untuk konsultasi ke psikiater atau ahli kesehatan jiwa, apabila mengalami rasa lelah berkepanjangan disertai kondisi berikut:
- Perasaan putus asa
- Sedih berkepanjangan
- Anhedonia (hilang gairah dalam aktivitas sehari-hari)
2. Penurunan Toleransi pada Rasa Sakit
Apakah kamu pernah merasakan nyeri atau saraf terbakar, namun tidak dapat menemukan alasan fisik untuk rasa sakit tersebut? Perlu diketahui, rasa sakit tanpa sebab ternyata sering muncul pada orang yang alami depresi.
Mengutip Journal of The Neurogical Sciences, pada beberapa kasus depresi dapat meninmbulkan gejala fisik, seperti sakit punggung atau sakit kepala. Beberapa orang terkadang juga memiliki daya tahan yang lebih rendah akan rasa sakit.
Depresi dan rasa sakit tidak memiliki hubungan sebab-akibat yang jelas, tetapi kondisi ini penting untuk dipantau, terutama jika dokter merekomendasikan pengobatan atau terapi khusus.
3. Sakit Kepala
Credit Image - id.theasianparent.com
Hampir setiap orang pernah mengalami sakit kepala. Ini adalah kondisi umum, sehingga sering diabaikan atau dianggap bukan penyakit serius. Tidak seperti sakit kepala migrain yang menyiksa, sakit kepala yang berhubungan dengan depresi tidak serta merta mengganggu fungsi seseorang.
Menurut National Headache Foundation, pada orang depresi rasa nyeri di kepala disebut 'sakit kepala tegang'. Sakit kepala ini mungkin terasa seperti sensasi berdenyut ringan, terutama di sekitar alis. Sakit kepala tegang kronis juga bisa menjadi gejala gangguan depresi mayor.
Namun, sakit kepala saja bukan satu-satunya indikasi yang bersifat psikologis. Orang dengan depresi sering mengalami gejala tambahan seperti kesedihan, perasaan mudah marah, dan penurunan energi.
4. Masalah pada Bagian Mata
Depresi dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan kemampuan penglihatan. Dilansir dari Bezzy Depression, sebuah penelitian tahun 2010 di Jerman menunjukkan orang yang depresi alami kesulitan dalam membedakan hitam dan putih dan penglihatan kabur.
5. Masalah pada Pencernaan
Credit Image - alodokter.com
Kram pada perut ternyata bukan hanya disebabkan kembung atau nyeri haid. Rasa sakit yang parah, terutama saat stres muncul, bisa jadi merupakan tanda depresi. Para peneliti di Harvard Medical School menyebut beberapa kondisi berikut bisa menjadi tanda kondisi mental kamu tidak sehat.
- Kram
- Kembung
- Mual
- Diare
- Sembelit
Harvard Medical School juga menyebut bahwa depresi dapat sebabkan sistem pencernaan meradang, dengan rasa sakit yang mudah disalahartikan sebagai penyakit radang usus atau sindrom iritasi usus besar. Sementara, penyakit pencernaan pun juga bisa menyebabkan seseorang alami stres hingga depresi. Perut memiliki bakteri baik.
Apabila terjadi ketidakseimbangan bakteri, gejala gangguan kecemasan dan depresi pun bisa muncul. Cukupi asupan harian dan konsumsi vitamin B kompleks yang bisa membantu dalam meredakan stres – yang juga bisa menjadi penyebab depresi.
Pada dasarnya, memiliki Memiliki sistem saraf yang kuat dan sehat sangat penting dalam membantu melawan gejala stres. Vitamin B1, B2, B6, dan B12 bertugas memelihara kesehatan sistem saraf.
Seperti yang telah diketahui, vitamin B diperlukan untuk memproduksi energi. Nantinya, energi inilah yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan berbagai fungsinya, termasuk merespons stres.
Sejumlah penelitian menemukan hubungan antara vitamin ini dengan tingkat stres. Pada sebuah studi, diperlihatkan bahwa konsumsi suplemen vitamin B kompleks selama 33 hari dapat meredakan dan mengurangi stres.
Lalu, ada pula penemuan lainnya yang menunjukkan adanya penurunan perasaan bingung serta suasana hati buruk secara signifikan pada 60 orang yang diberikan suplemen vitamin B kompleks selama 3 bulan.
Nah, kalau kamu sudah tahu bahwa vitamin B juga berperan penting dalam meredakan stres, maka sudah saatnya kamu untuk memenuhi asupannya setiap hari. Selain dari sumber makanan, biar pemenuhan kebutuhan vitamin B makin maksimal, kamu dianjurkan mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.
Direkomendasikan untuk minum Enervon-C yang memiliki kandungan Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk membantu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Konsumsi Enervon-C Effervescent yang mengandung Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg – yang satu ini dapat berikan perlindungan ekstra, terlebih untukmu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.
Untuk yang punya masalah lambung sensitif, kamu bisa minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Sudah pasti, kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C maupun Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh sumber energi yang lebih tahan lama, serta membantu mengurangi stres.
Dan, kandungan vitamin C di dalamnya bisa membantu menjaga sistem imun tubuh agar terhindar dari berbagai macam penyakit berbahaya.
Untuk mendapatkan produk Enervon, kamu bisa segera kunjungi e-commerce di Tokopedia.
Mengenali berbagai tanda fisik di atas memang penting guna menghindari depresi terlalu larut. Jika kamu mengalaminya, tak usah ragu untuk mendapatkan penanganan profesional, ya!
Featured Image – honestdocs.id
Source – kompas.com