Kabar mengejutkan datang dari Tanah Air, kasus cacar monyet pertama sudah ditemukan di Indonesia. Sebelumnya, pada 27 Juli lalu, WHO secara resmi menetapkan monkeypox sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Untuk itu, kamu dihimbau agar semakin waspada.

Cacar monyet bukanlah penyakit baru, faktanya, kasus pertama monkeypox pada manusia terjadi pada bayi laki-laki berusia 9 bulan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Gejala yang dialami pun beragam, tapi yang pasti setiap pasien mengalami tanda ruam pada kulit.

Namun, ada pula gejala lainnya yang jarang ditemukan – atau termasuk tidak biasa. Apa indikasi tersebut? Simak informasinya di bawah ini!

 

 

Cacar Monyet Bukanlah Penyakit Baru

Credit Image - health.kompas.com

Mundur ke puluhan tahun silam, tepatnya pada tahun 1958, sekelompok kera mengalami gejala kelainan kulit yang mirip cacar air. Namun, kasus pertama cacar monyet pada manusia dialami oleh bayi laki-laki berusia 9 bulan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Di awal Mei tahun 2022, beberapa negara melaporkan kasus monkeypox yang terjadi pada pasien tanpa adanya riwayat bepergian ke daerah terduga endemi. Peningkatan kasusnya cukup signifikan dan juga sudah mulai ditemukan di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.

Mengingat ini bukan penyakit baru, apa perbedaan cacar monyet sekarang dengan yang dulu? Secara klasik, manifestasinya sama. Namun, cacar monyet zaman dahulu gejalanya muncul secara bersamaan dalam satu waktu.

Di laporan terdahulu, kelainan kulitnya berupa bintil-bintil atau lenting yang ada nanahnya. Pada tahun ini, gejalanya lebih sering ditemukan di lokasi yang tidak biasa, misalnya mukosa di genital dan mukosa anus.

 

Bisa Ditularkan dari Hewan dan Antar Manusia

Penyebab cacar monyet adalah virus yang digolongkan dalam genus orthopox dan famili poxviridae. Ini adalah virus DNA berantai ganda yang penularan utamanya melalui zoonosis – atau dari hewan ke manusia.

Kasus transmisi antar manusia diduga lebih sedikit dibandingkan zoonis. Dan pada beberapa laporan dinyatakan bahwa manifestasi klinisnya tidak terlalu berat.

Selain itu, penularan juga bisa terjadi dari manusia ke manusia. Terutama yang melakukan kontak erat lama serta melibatkan mukosa dengan mukosa – atau kulit dengan kulit. Menurut teori terbaru, droplet dan kontaminasi di benda-benda seperti seprai atau alat mandi ternyata bisa menularkan walau persentasenya tidak terlalu besar.

 

Gejala Umum Hingga yang Tak Biasa

Credit Image - westjavatoday.com

Masa inkubasi cacar monyet berlangsung antara 5 sampai 21 hari. Pada periode waktu tersebut, tidak akan menular ke orang lain. Cacar monyet baru menular ketika kelainan di kulit muncul.

Manifestasi klinis yang sering diderita pasien adalah demam, sebanyak 62 persen. Selain itu, 56-60 persen mengalami limfadenopati dan terkadang disertai nyeri tenggorokan. Kemudian, 24-40 persen mengalmai gejala seperti infeksi virus biasa, misalnya lemas, nyeri otot, dan nyeri kepala. Dan setelah kelainan kulit muncul, barulah gejala-gejala sebelumnya mulai mereda.

Kelainan kulitnya berupa lenting, diikuti dengan bintil bernanah, dan berakhir dengan keropeng. Lokasinya biasanya dimulai di wajah lalu menyebar secara sentrifugal ke area ekstremitas (anggota gerak), kemudian ke telapak tangan dan telapak kaki. Mukosa juga bisa terkena, seperti mukosa mulut, mata, kelamin, dan perianus.

 

Ada Kelompok yang Lebih Rentan Tertular

Ada beberapa kelompok yang harus lebih waspada terhadap cacar monyet, yaitu anak-anak, ibu hamil, orang tua (geriatri), serta orang-orang dengan imunitas rendah, seperti pengidap penyakit kronis, kanker, dan mereka yang sedang mengonsumsi obat-obatan yang menurunkan daya tahan tubuh.

Mengapa anak-anak adalah kelompok rentan? Ini karena imunitasnya belum sekuat orang dewasa dan bisa mengganggu tumbuh kembangnya. Apalagi kalau kelainannya terjadi di mukosa mulut dan membuat anak sulit makan atau menelan.

 

Cacar Monyet Berisiko Menyebabkan Komplikasi

Credit Image - halodoc.com

Komplikasi terbanyak yang dialami pasien cacar monyet adalah yang menyerang kulit. Terutama selulitis, yaitu infeksi bakteri yang berat, bahkan sampai ke jaringan di bawah kulit. Komplikasi lainnya berupa bekas. Ketika infeksi sudah selesai, maka akan meninggalkan scar, berupa bercak-bercak hitam maupun putih.

Bisa juga komplikasi di area gastrointestinal seperti muntah atau diare yang berpotensi menimbulkan dehidrasi berat. Pada kasus yang langka, mungkin terjadi luka yang menetap di kornea mata dan menyebabkan kebutaan.

Selain itu, mungkin menyerang paru-paru dan menyebabkan bronkopneumonia. Terakhir, bisa menyebabkan sepsis yang mana infeksinya menyebar ke seluruh tubuh, bahkan sampai ke otak atau ensefalitis.

 

Langkah Pencegahan Cacar Monyet

Untuk menghindari infeksi monkeypox, apalagi penyakit ini sudah terdeteksi di Indonesia, maka pastikan kamu terus menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.

Berhati-hatilah ketika melakukan kontak dengan hewan – apalagi jika hewan tersebut sakit atau mati di lokasi yang ditemukan kasus virus monkeypox, hindari kontak dengan benda yang pernah terkontaminasi dengan hewan yang sakit, serta rutin mencuci tangan dengan bersih.

Selain menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi virus penyebab penyakit juga harus dilakukan dengan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, dimulai dari mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan mencukupi asupan vitamin serta mineral.

Kedua nutrisi tersebut dapat kamu peroleh dari menu makanan harian – dan dilengkapi dengan mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap. Nah, kamu direkomendasikan untuk meminum multivitamin dari Enervon secara rutin, ya.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Kamu dapat meminum , atau Enervon-C Effervescent yang memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.

Untukmu kaum aktif, maka direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah, sekaligus mengoptimalkan imunitas tubuhmu.

Dan kedua multivitamin ini pun dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga asupan makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat satu ini berkat kandungan vitamin B kompleks di dalamnya.

Untuk anak-anak, dapat diberikan Enervon-C Plus Sirup. Multivitamin andalan ini memiliki kandungan lengkap, seperti Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Deretan vitamin tersebut dapat membantu menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak mudah sakit, menjaga anak tetap aktif selama masa pertumbuhan, meningkatkan napsu makan, sekaligus dapat membantu pembentukan tulang dan gigi.

Dan bagi usia lanjut, dapat diberikan multivitamin Enervon Gold yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks, Omega-3, Asam Folat, dan Lutein yang dapat membantu menjaga kekebalan tubuh, membentuk energi, hingga menjaga kesehatan otak, kesehatan jantung, dan juga kesehatan mata.

Yuk, segera dapatkan produk Enervon pilihan kamu dengan mengunjungi official store-nya di sini, ya!

 

Cacar monyet dapat menimbulkan gejala umum hingga tak biasa, seperti adanya ruam di area tubuh tertentu. Karena kasusnya sudah terdeteksi di Indonesia, ada baiknya terus waspada dan lakukan langkah pencegahan!

 

 

Featured Image – openaccessgovernment.org

Source – idntimes.com