7 Tanda Bekerja Terlalu Keras, Hati-hati Alami Burnout!
Bekerja keras disebut sebagai kunci utama untuk mencapai kesuksesan. Pernahkah kamu mendengar ungkapan tersebut? Namun, sesuatu hal yang berlebihan tentu bisa mendatangkan dampak buruk, begitu juga dengan waktu kerja.
Bekerja terlalu keras dapat memengaruhi kondisi fisik dan mental, bahkan menyebabkan burnout, lho. Sehingga, mengenal tanda-tantanya dapat membantumu melakukan penyesuaian dalam berbagai hal, seperti prioritas, gaya bekerja, dan mengambil waktu cuti.
Berikut 7 tanda kamu bekerja secara berlebihan. Yuk, simak informasinya di bawah ini!
1. Jam Kerja yang Panjang
Credit Image - money.kompas.com
Sering lembur hingga bekerja di tengah malam dan hanya tidur beberapa jam saja? Ini menjadi pertanda utama kamu sudah bekerja terlalu keras. Selain itu, sering mengecek pekerjaan di larut malam juga menjadi salah satu tanda yang perlu diperhatikan, lho.
Untuk mengurangi hal ini, cobalah memberi batasan pada jam kerja pribadi. Misalnya, kamu memutuskan untuk tidak menyentuh pekerjaan setelah lewat jam 6 sore. Membuat batasan pada jam kerja akan meningkatkan kondisi kesehatan mental dan work-life balance!
2. Memiliki Tanggung Jawab Paling Besar
Memiliki tanggung jawab yang lebih banyak dibandingkan rekan kerja juga bisa menjadi tanda bahwa kamu bekerja terlalu keras. Memang, mengambil lebih banyak tanggung jawab membuat penilaian atasan dan perusahaan terhadapmu semakin baik.
Namun, jika dengan tanggung jawab lebih banyak justru memengaruhi kondisi mental dan kualitas pekerjaanmu, hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik. Jika kamu mengalaminya, coba bicarakan dengan atasan mengenai urusan ini.
Apabila kamu berposisi sebagai manajer, coba untuk mendelegasikan beberapa tugas ke timmu supaya workload dapat terbagi rata.
3. Produktivitas Menurun
Credit Image - pikiran-rakyat.com
Tanda lain kamu sudah bekerja terlalu keras, yaitu produktivitas menurun. Hal ini disebabkan bekerja berlebihan dapat menyebabkan burnout.
Jika produktivitas menurun, hal itu akan berdampak pada kualitas pekerjaanmu juga, kan? Tidak hanya itu, sikapmu juga akan berubah dan cenderung menjadi negatif ke rekan kerja. Bahkan, bisa saja kamu tidak merasa termotivasi untuk melakukan pekerjaanmu lagi.
Kalau mengalaminya, satu-satunya cara yang perlu dilakukan adalah cuti dan mengambil waktu istirahat. Dengan begitu, kamu bisa recharge diri supaya merasa lebih baik lagi. Sehingga, kamu akan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaanmu kembali.
4. Memikirkan Pekerjaan Setiap Waktu
Memikirkan pekerjaan setiap saat juga bisa menjadi tanda bahwa kamu bekerja terlalu keras. Memang, tidak melupakan pekerjaan – dan melakukan refleksi terhadap tersebut memiliki beberapa manfaat baik.
Namun, terlalu sering memikirkan pekerjaan juga bukanlah suatu hal yang baik. Karena, pikiranmu tidak bisa beristirahat dan kamu pun sulit rileks. Jadi, coba luangkan waktu-waktu khusus untuk memikirkan dan melakukan refleksi seputar pekerjaan. Misal, saat kamu sedang berangkat kerja.
5. Membicarakan Pekerjaan Terus Menerus
Credit Image - jatim.voi.id
Berbicara seputar pekerjaan dengan teman atau keluarga dapat membantumu untuk meringankan beban yang kamu rasakan. Tapi, jika pekerjaan adalah topik yang terus dibahas, hal ini menjadi pertanda bahwa kamu sudah bekerja terlalu keras.
Tentu, hal tersebut akan berpengaruh terhadap hubunganmu dengan orang-orang terdekat. Untuk itu, cobalah untuk mengubah topik obrolan jika kamu akan berbicara tentang pekerjaan. Misal, kamu bisa bertanya tentang kehidupan personal mereka atau hobi yang sedang dijalani.
6. Kehidupan Sosial di Luar Kantor Ikut Terpengaruhi
Tanda lain bahwa kamu bekerja terlalu keras adalah ketika pekerjaanmu memengaruhi kehidupan sosial di luar kantor. Jika hal tersebut terjadi, itu dapat berarti bahwa pekerjaanmu telah memengaruhi kesehatan mentalmu.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut.
- Mencari cara untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain di luar kantor.
- Meminta bantuan ke atasan tentang cara meningkatkan produktivitas atau meringankan beban kerjamu saat ini.
- Mengambil cuti untuk beristirahat dari pekerjaan.
- Merencanakan aktivitas bersama dengan teman atau keluarga setelah bekerja.
- Memanfaatkan waktu libur dan akhir pekan untuk melakukan hobi yang disenangi.
7. Tidak Mau Mengambil Cuti
Credit Image - somahealth.co.uk
Terakhir, tanda terlalu bekerja keras adalah enggan mengambil jatah cuti untuk beristirahat. Jika hal itu terjadi, bisa jadi kamu mengalami toxic productivity.
Mengambil waktu istirahat sangatlah penting karena kamu bisa membuat dirimu lebih segar secara fisik dan mental untuk bekerja. Maka, sebisa mungkin selalu usahakan untuk memanfaatkan waktu cuti dari perusahaanmu, ya.
Bekerja keras boleh saja dilakukan, asal jangan sampai berlebihan, ya. Hal ini tentu akan menguras energi tubuh, kan? Untuk menjaga stamina saat beraktivitas, pastikan kamu sudah mencukupi asupan makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral.
Selain dari makanan, vitamin dan mineral juga bisa diperoleh dari mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang memiliki kandungan lengkap.
Enervon Active mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga energi tubuh agar tidak gampang lelah, serta menjaga daya tahan tubuh agar kamu tidak mudah jatuh sakit.
Tenang, kandungan vitamin C dalam Enervon Active ramah di lambung yang sensitif, kok!
Selain itu, kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi bisa diubah menjadi energi yang lebih tahan lama untuk beraktivitas seharian.
Untuk memperoleh produk Enervon Active, kamu bisa mengunjungi official store Enervon di sini, ya!
Apakah kamu merasakan tanda-tanda di atas? Artinya, kamu harus segera mengambil waktu istirahat, karena sudah bekerja terlalu keras. Ingat, kerja secara berlebihan akan membawa dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, lho. Jadi, jika kamu mengalaminya, yuk, segera diatasi!
Featured Image – kampuspsikologi.com
Source – glints.com