Diketahui Covid-19 dapat menginfeksi berulang kali. Kondisi inilah yang disebut sebagai Covid reinfection. Jangan dianggap sepele, karena terpapar virus corona lebih dari sekali berisiko menyebabkan dampak buruk, baik itu jangka pendek maupun panjang.

Hal tersebut pun dikemukakan dalam studi yang disampaikan oleh dr Ziyad Al-Aly, seorang epidemiologis klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis – dan penulis senior dalam studi tersebut.

Seperti apa temuannya? Berikut ulasannya.

 

 

Kena Covid-19 Berulang Kali Bisa Berisiko Fatal

Credit Image - abcnews.go.com

Dilansir dari Detik, tim studi menganalisis sekitar 5,3 juta catatan kesehatan dari Departemen Urusan Veteran AS yang berisi orang-orang tidak dites positif Covid-19 terhitung dari Maret 2020 sampai April 2022, kemudian dibandingkan dengan 443.000 orang yang mendapatkan hasil positif sekali selama itu.

Kebanyakan dari kelompok terakhir yang diperiksa mengalami dua atau tiga kali infeksi virus corona, sebagian kecil di antaranya sampai empat kali terinfeksi.

Kemudian, peneliti menemukan bahwa orang yang terkena Covid-19 lebih dari sekali tiga kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit – dan dua kali lebih mungkin meninggal dibanding mereka yang hanya mengalami sekali infeksi.

Dibandingkan orang-orang yang hanya pernah satu kali terkena Covid-19, mereka yang mengalami banyak infeksi juga lebih rentan terhadap kondisi fatal lainnya, seperti:

  • 3,5 kali lebih mungkin mengalami masalah paru-paru
  • 3 kali lebih mungkin mengalami kondisi jantung
  • 1,6 kali lebih mungkin mengalami perubahan otak yang membutuhkan perawatan dibandingkan orang yang hanya pernah terkena Covid-19 sekali

 

Didukung Oleh Hasil Studi Lainnya

Credit Image - fullfact.org

Penelitian lainnya sebagaimana yang dipaparkan dalam pertemuan tahunan Society for Neuroscience di November lalu, menyebut peradangan yang disebabkan oleh Covid-19 dapat berdampak lama pada otak. Tidak terkecuali, pada anak-anak yang sudah dinyatakan sembuh dari virus corona.

Studi lain dalam konferensi tersebut juga menunjukkan, orang dewasa yang memiliki gejala Covid-19 ringan juga mengalami perubahan otak dalam waktu empat bulan setelah infeksi.

Jadi, ditemukan bahwa jika seseorang terinfeksi kedua atau ketiga kalinya, infeksi tersebut akan memicu risiko masalah kesehatan tambahan. Bahkan, jika orang tersebut sudah divaksinasi Covid-19 – ini juga memiliki risiko yang juga berbahaya.
 

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Reinfeksi?

Credit Image - kompas.com

Dalam penyakit apapun, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati. Begitu juga pada infeksi virus corona. Untuk menghindari risiko reinfeksi, ada baiknya kamu terus melakukan langkah pencegahan, seperti tetap memakai masker dan rutin mencuci tangan.

Selain itu, optimalkan daya tahan tubuhmu dengan menerapkan pola makan sehat yang dimulai dari mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Serta, lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin Enervon Active.

Enervon Active mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kandungan vitamin C di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas!

Yuk, segera dapatkan multivitamin andalan satu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.

 

Reinfeksi Covid-19 dapat menyebabkan kondisi yang berbahaya, baik itu untuk jangka pendek maupun panjang. Untuk itu, terus lakukan langkah pencegahan guna menghindari infeksi ulang.

 

 

Featured Image – npr.org

Source – detik.com