Kenali 3 Tipe Stres, Mana yang Pernah Kamu Alami?
Enervoners, bagimu yang tengah membaca artikel ini, pasti pernah mengalami stres, kan? Perasaan tersebut tentu sulit untuk dihindari, apalagi jika memiliki tuntutan kehidupan yang cukup tinggi.
Yang perlu diketahui, stres tidak hanya perasaan kewalahan dan capek saja. Namun, ada pula stres yang bisa menimbulkan dampak buruk pada fisik dan mental. Jadi, jangan dianggap remeh – atau bahkan diabaikan, ya!
Dilansir dari Glints, menurut laporan Gallup 2020 Global Emotions, level stres sudah meningkat secara global dalam beberapa waktu terakhir. Lantas, gimana sih cara tepat mengatasinya? Langkah pertama, kamu harus memiliki manajemen stres yang efektif – serta mengenali tipe stres yang dialami.
Berikut ini 3 tipe stres dan cara tepat mengatasinya.
Acute Stress
Credit Image - medicalnewstoday.com
Acute stress adalah tipe stres yang mudah muncul, namun juga mudah pergi atau bersifat jangka pendek. Tipe stres ini adalah reaksi tubuh kamu terhadap suatu hal atau tantangan baru dalam situasi tertentu.
Acute stress adalah stres yang terjadi dalam keseharianmu, sangat umum, dan bisa terjadi kepada siapa saja. Biasanya, tipe ini muncul bukan hanya pada situasi yang menantang, tapi saat bahagia berlebihan sehingga kamu merasakan takut dan adrenalin meningkat secara bersamaan.
Contoh dari acute stress adalah perasaan saat kamu bekerja mendekati deadline, menghindari kendaraan secara mendadak agar tidak tertabrak, hingga saat kamu menaiki roller coaster.
Acute stress dapat menimbulkan beberapa gejala yang penting untuk kamu ketahui, seperti:
- Pelebaran pupil: sebagai bagian dari perasaan tertantang dan panik, maka biasanya pupil akan melebar sehingga cahaya masuk lebih banyak dan bisa membaca situasi dengan lebih baik.
- Detak jantung meningkat dengan cepat.
- Lebih banyak berkeringat: saat stres, suhu tubuh meningkat sehingga kamu akan lebih sering berkeringat.
- Sesak napas: kesulitan bernafas merupakan salah satu tanda kamu bereaksi terhadap stres.
- Kecemasan: rasa khawatir dan takut karena stresor.
- Mood swing atau mood yang sering dan cepat berubah.
- Mengalami kesulitan tidur.
Bagaimana cara mengatasi stres yang satu ini? Nah, hal pertama yang dapat dilakukan, yaitu mencoba rileks dengan mempraktikkan teknik relaksasi seperti bernapas dengan teratur, rajin melakukan meditasi dan peregangan.
Kamu bisa mengikuti video meditasi juga stress-relief yang ada di YouTube untuk membantumu mengurangi rasa cemas dari tipe stres ini. Mempraktikkan meditasi dalam keseharian bisa membantu kamu untuk memperbaiki manajemen stres dan meminimalisir efek jangka panjang dari acute stress, lho.
Episodic Acute Stress
Credit Image - manhattancbt.com
Selanjutnya, ada tipe episodic acute stress yang muncul akibat acure stress terjadi secara terus-menerus.
Stres ini bisa disebabkan oleh tenggat kerja yang sangat ketat atau situasi di mana level stresmu tinggi seperti yang dialami pekerja di bidang kesehatan.
Perasaan cemas dan khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi merupakan bagian dari episodic acute stress. Mereka yang mengalaminya akan berasumsi hal-hal buruk akan terjadi dan berpikir skenario terburuk dalam setiap situasi yang ada bahkan sebelum hal itu benar-benar terjadi.
Jika terjadi terus menerus dan tidak ditangani dengan tepat, tipe stres ini bisa berkembang menjadi gejala fisik, lho.
Adapun gejalanya, yaitu:
- Otot tegang: saat kamu mengalami episodic acute stress, otot tidak mendapatkan kesempatan untuk rileks sehingga terjadi penegangan.
- Mudah merasa kewalahan: perasaan tidak bisa bertahan dan mendapatkan solusi yang mengakibatkan stres ini terjadi.
- Emosi tidak terkontrol dan lebih sensitif: saat kamu mudah marah dan emosi tidak terkontrol lebih dari biasanya.
- Migrain: kamu akan lebih sering merasa migrain jika mengalami episodic acute stress.
- Hipertensi: biasanya gejala ini paling sulit dikenali karena harus melalui pemeriksaan oleh profesional.
Salah satu cara yang sangat berpengaruh dalam menghadapi episodic acute stress adalah dengan mengubah gaya hidup dengan rajin olahraga dan diet – tapi bukan hanya menurunkan berat badan saja, lho. Tetapi memerhatikan apa yang kamu konsumsi secara lebih baik.
Untuk menghadapi tipe stres ini, kamu bisa dibantu dengan terapis yang juga bisa membantumu mengelola pikiran dan perspektif agar lebih ringan.
Biasanya episodic acute stress akan membuat kamu berpikiran negatif secara terus menerus. Saat hal itu terjadi coba proyeksikan pikiran kamu pada satu hal yang berlawanan untuk mengalihkan hal negatif tersebut.
Chronic Stress
Credit Image - springfieldwellnesscenter.com
Tipe stres yang terakhir, merupakan kondisi yang terus berulang dalam jangka waktu lama. Ketika mengalaminya, ini seperti tidak habisnya.
Chronic stress juga diartikan sebagai ongoing stress dan merupakan tipe stres konstan yang memiliki bantuan sangat terbatas serta tidak dapat dihindari. Seringkali, orang yang mengalami stres ini mengalami kesulitan untuk mengubah situasi menjadi lebih baik karena stres yang dialaminya.
Chronic stress dapat memicu masalah kesehatan mental dan fisik jika tidak segera diatasi. Untuk itu, kamu perlu memahami gejala dari stres ini, seperti:
- Kenaikan berat badan: ini biasanya adalah hasil dari “stress eating” atau hormon yang tidak seimbang dalam jangka panjang.
- Insomnia: kesulitan tidur dan selalu merasa kelelahan.
- Gangguan panik: perasaan cemas dan takut secara tiba-tiba disertai acute stress.
- Sakit kepala berlebihan: sakit kepala yang terjadi lebih dari 15 hari dalam satu bulan.
- Emotional fatigue: perasaan selalu lelah, merasa kurang istirahat walaupun sudah melakukannya.
Dilansir dari Declutter The Mind, untuk meminimalisir chronic stress mirip dengan acute stress.
Mengubah gaya hidup secara spesifik, lebih memerhatikan apa yang dikonsumsi, rajin berolahraga, serta menjaga hubungan baik dengan sekitar. Selain itu, untuk tetap menjaga kesehatan termasuk di masa stres, pastikan kamu sudah memperoleh sumber vitamin dan mineral – yang bisa didapatkan dengan mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic 500 mg Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah, sekaligus menjaga daya tahan tubuhmu.
Selain itu, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya dapat membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi – yang lebih tahan lama. Manfaat ini bisa membuatmu makin aktif dan produktif sepanjang hari, lho.
Dan yang sudah pasti, vitamin C dan zinc di dalam multivitamin Enervon Active dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh, sehingga kamu tidak mudah sakit – dan bisa semakin produktif dalam menjalani aktivitas harian.
Untuk memperoleh produk Enervon Active, kamu bisa segera mengunjungi kunjungi official store-nya di Tokopedia, yuk!
Yang tak kalah penting – dan harus kamu ketahui, upaya yang satu ini membutuhkan kesabaran ekstra dalam chronic stress dibandingkan acute stress.
Tentunya, akan lebih baik jika kamu mencari bantuan profesional untuk menghadapi efek samping dari chronic stress. Dengan melakukan konseling, kamu akan mengetahui akan permasalahan dengan lebih baik sehingga tindakan yang diambil akan lebih tepat.
Adanya tekanan dari pekerjaan, rutinitas, maupun kehidupan pribadi kerap menyebabkan stres. Jika kamu mengalami salah satu kondisi di atas, coba atasi dengan tepat – dan jika tak kunjung membaik, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, ya!
Featured Image – smallbusiness.wa.gov.au
Source – glints.com