Penyakit akibat kerja adalah hal yang sebaiknya kamu waspadai. Rutinitas kerja yang sangat padat atau lingkungan kerja yang berisiko merupakan beberapa hal yang menjadi pencetusnya. Bisa jadi, selama ini kamu sudah merasakan gejalanya, tapi tidak sadar bahwa rasa sakit tersebut disebabkan oleh aktivitas kerja selama ini. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, yuk kenali apa saja jenis penyakit tersebut dan hal apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mencegah/mengatasinya.

Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Dilansir dari halaman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit akibat kerja adalah jenis gangguan kesehatan yang terjadi akibat pekerjaan atau lingkungan kerja tertentu. Penyebab dari penyakit tersebut dibagi menjadi lima kategori yaitu penyebab fisik, zat kimiawi, biologi, ergonomik, dan psikososial. Detail informasinya bisa kamu simak sebagai berikut.

1. Penyebab Fisik

Masalah kesehatan akibat kerja yang disebabkan oleh faktor fisik umumnya terjadi karena tekanan udara, suhu ekstrem, dan juga getaran. Selain itu, penyebab lainnya juga bisa berasal dari radiasi pengion maupun non pengion.

2. Faktor Kimiawi

Penyebab selanjutnya adalah faktor kimiawi. Sesuai dengan namanya, pencetus penyakit akibat kerja yang disebabkan faktor tersebut berasal dari berbagai jenis bahan kimia.

3. Faktor Biologi

Faktor lain yang bisa jadi penyebabnya adalah karena hal-hal biologi seperti virus, bakteri, jamur, parasit, dan sebagainya.

4. Penyebab Ergonomik

Selain karena fisik, kimiawi, dan biologi, penyebab lainnya adalah faktor ergonomik yang bisa dipicu oleh gerakan berulang, posisi yang janggal, dan lain-lain.

5. Faktor Psikososial

Faktor terakhir yang bisa menyebabkan penyakit akibat kerja adalah psikososial. Contoh dari faktor psikososial antara lain melakukan pekerjaan yang monoton, beban kerja yang terlampau berat, stres kerja, dan lain-lain.

 

 

Daftar Penyakit Akibat Kerja

Nah, kira-kira penyakit apa saja ya yang rentan dialami oleh para pekerja akibat berbagai faktor di atas? Berikut ulasannya.

1. Asma

Karyawan yang bekerja sebagai buruh pabrik tekstil, hair stylist, tukang las, dan tukang kayu rentan mengalami penyakit asma. Hal ini karena paparan asap kimia, gas, hingga debu yang terhirup selama aktivitas kerja berlangsung.

Potensi gejala asma pada karyawan akan semakin cepat terjadi apabila mereka tidak menggunakan masker wajah sebagai alat pelindung diri saat bekerja. Sama halnya dengan penyakit asma pada umumnya, karyawan yang terpapar akan merasakan gejala seperti batuk dan sesak napas yang disertai mengi.

Umumnya, kondisi tersebut akan semakin parah saat karyawan melakukan aktivitas kerja. Namun, kondisi kesehatan seketika akan membaik saat karyawan sedang libur kerja.

2. Penyakit Paru Kronis

Selain asma, penyakit akibat kerja lain yang mengancam kondisi kesehatan karyawan adalah penyakit paru kronis seperti misalnya asbestosis. Umumnya, penderita akan mengalami gejala seperti batuk kronis, sakit di bagian dada, hingga sesak napas.

Jika asma hanya terjadi saat seseorang terpapar oleh faktor penyebabnya, penyakit paru kronis akan menetap dalam jangka waktu yang lama meski karyawan sudah tidak bersinggungan dengan faktor penyebabnya.

Oleh sebab itu, penderita harus rutin berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan secara intensif supaya gejalanya dapat diatasi dengan benar dan tepat. Orang-orang yang berisiko mengalami gangguan kesehatan ini adalah pekerja tambang batu bara, buruh pabrik tekstil, karyawan pabrik bahan bangunan, pekerja bengkel, tukang las, dan lain-lain.

3. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Penyakit akibat kerja tidak hanya mengintai karyawan yang bekerja di pabrik atau medan berat saja lho! Pegawai kantoran pun bisa mengalami jenis gangguan kesehatan ini. Setiap harinya, pekerja kantoran disibukan dengan aktivitas mengetik yang gerakannya bersifat sama dan terus berulang-ulang.

Dalam periode waktu tertentu, hal ini bisa menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome atau yang sering disingkat CTS. Gejala yang sering timbul akibat penyakit CTS antara lain mati rasa, kesemutan, hingga tangan merasa lemah.

Apabila kamu merasakan gejala tersebut, maka jangan sepelekan dan segera atasi dengan beristirahat sejenak atau kompres tangan dengan es. Apabila terasa nyeri, kamu juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai dengan rekomendasi dokter.

Selain pekerja kantoran, profesi lain yang juga rentan mengalami CTS adalah penjahit, pengemas barang, pekerja bangunan, dan lain-lain.

4. Dermatitis Kontak

Selain paru-paru dan saraf, penyakit akibat kerja juga bisa menyerang bagian kulit tubuh seperti dermatitis kontak. Gejala yang umum terjadi pada penderita dermatitis kontak adalah muncul ruam merah, gatal-gatal, kulit kering, bersisik, pecah-pecah, hingga sakit saat disentuh.

Umumnya, masalah kesehatan tersebut mengancam para pekerja yang melakukan kontak langsung dengan zat kimia, bahan pengawet, pestisida, parfum, pewarna rambut, nikel, dan perhiasan tertentu. Penderita akan mengalami iritasi dan merasakan reaksi alergi saat bersentuhan dengan berbagai faktor pemicu tersebut.

Upaya Pencegahan pada Penyakit Akibat Kerja

Untuk meminimalisir faktor risiko yang buruk, maka diperlukan upaya pencegahan untuk mengendalikannya. Ada 4 hal yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi risiko penyakit akibat kerja seperti misalnya eliminasi, substitusi, pengendalian teknik, dan upaya administratif. Berikut penjelasannya.

1. Eliminasi

Eliminasi adalah proses menghilangkan sumber penyebab atau pajanan yang berisiko. Pajanan adalah upaya pencegahan bahaya yang bisa masuk ke dalam tubuh seseorang dan menimbulkan gangguan kesehatan, terutama karyawan di perusahaan tertentu.

2. Substitusi

Langkah substitusi dilakukan dengan mengganti bahan atau zat tertentu dengan bahan-bahan yang lebih aman bagi kesehatan pekerja.

3. Pengendalian Teknik

Upaya pencegahan lainnya juga bisa dilakukan dengan cara pengendalian teknik yang meliputi penyekatan dan mengatur ventilasi serta tata udara.

4. Administratif 

Cara lain yang bisa diupayakan untuk mengendalikan penyakit akibat kerja yaitu dengan membenahi hal-hal administratif. Langkah-langkah yang bisa dicoba yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, mengatur beban kerja secara benar, membuat aturan jam kerja dan rotasi kerja yang wajar, hingga menekankan penggunaan alat pelindung diri sesuai standar saat bekerja.

 

 

Dukung Aktivitas Kerja dengan Enervon Active

Supaya tetap fit dan semangat saat bekerja, dukung aktivitas harianmu dengan rutin mengonsumsi Enervon Active setiap hari! Enervon Active adalah multivitamin dan mineral yang mengandung kombinasi vitamin C, vitamin B-Kompleks, dan juga Zinc.

Konsumsi Enervon Active setiap hari dijamin aman untuk lambung dan tidak akan menyebabkan ketergantungan lho! Selain itu, multivitamin yang satu ini juga akan meningkatkan sistem imunitas tubuh sehingga gak gampang lelah dan juga sakit!

Tunggu apalagi, ayo order Enervon Active sekarang juga melalui official store di Shopee dan Tokopedia untuk mendapatkan jaminan produk aslinya secara online.