Salah satu tantangan yang paling banyak dihadapi saat usia terus bertambah adalah performa otak yang menurun. Tandanya bisa beragam, mulai dari sering lupa, sulit menghafalkan nama jalan, membutuhkan lebih banyak waktu menganalisis sesuatu, dan sebagainya. Kondisi ini menjadi wajar karena otak dewasa dan lansia telah kehilangan banyak sel otak sedangkan produksi sel baru menurun drastis. Jadi ancaman gangguan kesehatan otak pada dewasa dan lansia seperti demensia menjadi nyata. Lalu apakah vitamin otak dewasa dibutuhkan untuk menurunkan risiko demensia? Apa saja jenis kandungan vitamin yang penting bagi otak dewasa? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Konsumsi Vitamin Otak Dewasa dari Kacamata Medis

Faktanya, otak manusia akan mengalami puncak perkembangan pada usia 25-60 tahun, kemudian akan berhenti dan menurun secara perlahan. Salah satu bentuk penurunan fungsi otak adalah adanya kemungkinan mengalami demensia. Memang benar ada penelitian yang ingin melihat pengaruh konsumsi suplemen multivitamin terhadap pencegahan demensia. Namun penelitian tersebut belum menunjukkan pengaruh yang signifikan. Beberapa penelitian lain menunjukkan adanya efek atau manfaat cukup terhadap fungsi kerja otak. Namun untuk menyatakan bahwa langkah tersebut mampu menurunkan risiko demensia, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Meskipun begitu, kebutuhan vitamin harian yang lengkap tetap harus dipenuhi dari asupan makanan setiap hari. Terpenuhinya kebutuhan vitamin harian dari pola makan sehat setiap hari jelas memiliki dampak yang jauh lebih besar dengan jangka waktu yang lebih panjang. Sehingga prinsip inilah yang harus menjadi prioritas, alih-alih hanya bergantung pada konsumsi suplemen saja.

Perlu diketahui juga bahwa beberapa orang memang membutuhkan suplemen untuk memenuhi asupan vitamin bagi otaknya, yaitu orang dengan masalah pencernaan dan penyerapan nutrisi tertentu. Biasanya dokter akan menyarankan produk suplemen dengan kandungan yang memang dibutuhkan. Tapi beberapa kategori orang, seperti anak kecil dan ibu hamil-menyusui, sebaiknya tidak mengonsumsi suplemen otak.

Dari informasi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa orang dewasa harus memiliki pola makan bergizi seimbang jika ingin menjaga kesehatan otak. Menjadikan makanan sehari-hari sebagai sumber utama asupan vitamin dan mineral bagi otak adalah keputusan terbaik. Mengonsumsi vitamin otak bagi dewasa memang diperbolehkan selama mengikuti aturan konsumsi yang tertera dan/atau sesuai saran dokter. Jadikan konsumsi vitamin otak dewasa tersebut sebagai pendukung dan pelengkap dari gaya hidup sehat dan bukan solusi utama untuk mencegah gangguan fungsi otak.

Mikronutrien yang Mendukung Kesehatan Otak Usia Dewasa

Pembahasan di atas menunjukkan bahwa tidak ada salahnya bila kamu mengonsumsi vitamin otak saat dewasa selama jumlah atau dosis yang dikonsumsi sesuai dengan aturan penggunaan dan/atau sesuai anjuran dokter. Untuk membantu kamu memahami mikronutrien yang dibutuhkan, simak beberapa di antaranya yang terbukti memiliki dampak terhadap kesehatan otak.

1. Omega 3

Omega 3 adalah salah satu jenis lemak sehat yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan otak. Dari beberapa jenis omega 3, DHA dan EPA merupakan jenis yang banyak ditemukan di otak. Penelitian¹ menemukan bahwa konsumsi suplemen omega 3 yang mengandung DHA dan EPA selama 30 hari meningkatkan fleksibilitas kognitif. Laporan dari National Institutes of Health² tahun 2023 juga menguatkan bahwa seseorang dengan usia di atas 50 tahun membutuhkan asupan omega 3 setidaknya 1,6 gr (laki-laki) dan 1,1 gr (perempuan).

2. Vitamin B

Berikutnya adalah vitamin B kompleks, terutama vitamin B6, B9, dan B12. Kecukupan vitamin B12 adalah kunci untuk menurunkan risiko terkena demensia dan gangguan kognitif lainnya. Meski membutuhkan penelitian lebih lanjut, namun level vitamin B12 yang rendah dalam tubuh berhubungan erat dengan berkembangnya penyakit demensia. Penuhi kebutuhan vitamin B kompleks dari makanan alami di sekitar kita, seperti sayuran hijau, ikan, telur, daging, jeruk, kacang-kacangan, biji-bijian, hingga alpukat.

3. Suplemen Berbasis Tumbuhan

Selain kedua kandungan di atas, suplemen berbasis tumbuhan juga terbukti mampu memberikan manfaat terhadap kesehatan otak. Mulai dari kemampuan menyimpan memori, performa kognitif, hingga tingkat kewaspadaan. Kandungan yang banyak disebutkan dalam beberapa penelitian adalah kafein dan flavonoid. Sedangkan tanaman yang terbukti mengandung senyawa tersebut adalah ginkgo biloba, ginseng, biji cokelat, hingga guarana. Selain menjadi suplemen siap minum, bahan herbal ini juga bisa ditemukan dalam bentuk teh herbal. Manfaatnya akan dirasakan lebih optimal jika beberapa bahan tersebut masuk dalam pola makan sehat sejak muda.

Enervon Gold Siap Mendukung Pola Hidup Sehat Dewasa dan Lansia

Jika kamu memang mendapat saran medis untuk mengonsumsi suplemen atau vitamin untuk kesehatan otak, Enervon Gold menjadi produk yang banyak direkomendasikan. Dalam setiap tabletnya, terdapat banyak kandungan vitamin dan mineral yang bermanfaat besar bagi otak dan tubuh secara menyeluruh. Mulai dari vitamin C, vitamin B kompleks termasuk B6 dan B12, lutein, serta 500 mg minyak ikan yang mengandung 350 mg omega 3.

Sehingga tidak hanya mendukung performa otak dan ingatan, suplemen ini juga akan membantu tubuh mendapat asupan yang baik bagi mata dan jantung. Formulasi khususnya akan mendukung pola makan sehat lansia hanya dengan mengonsumsinya satu kali setiap hari. Enervon Gold sudah bisa diakses dengan mudah melalui toko resmi Enervon di Tokopedia dan Shopee.

Referensi:

  1. Diane E. Pomeroy, dkk. 2020. A Systematic Review of the Effect of Dietary Supplements on Cognitive Performance in Healthy Young Adults and Military Personnel. Diakses dari https://www.mdpi.com/2072-6643/12/2/545
  2. National Institutes of Health. 2023. Omega-3 Fatty Acids. Diakses dari https://ods.od.nih.gov/factsheets/Omega3FattyAcids-HealthProfessional/#h1
  3. Brittany Lubeck. 2023. Can Supplements Really Boost Brain Health?. Diakses dari https://www.verywellhealth.com/can-supplements-really-boost-brain-health-7968396
  4. Alice Callahan & Dana G. Smith. 2024. What We Know About Multivitamins and Memory. Diakses dari https://www.nytimes.com/2024/01/18/well/live/multivitamin-memory-supplement.html
  5. Barbara Brody. 2023. Brain Supplements That Do and Don’t Work. Diakses dari https://www.webmd.com/brain/ss/slideshow-brain-supplements