Lansia adalah usia setelah dewasa atau lebih tepatnya ketika seseorang sudah berusia 60 tahun ke atas. Berdasarkan data laporan BPS tahun 2023, populasi lansia terus meningkat dengan rata-rata umur harapan hidup yang meningkat pula. Pada tahun 2022 saja, jumlah lansia di Indonesia telah mencapai 11,75% dari total populasi yang terdata. Jumlah ini akan terus meningkat mengingat fenomena bonus demografi yang akan mencapai puncaknya. Kabar baiknya adalah semua orang bisa mempersiapkan masa lansia agar tidak sakit-sakitan lho. Salah satunya dengan mencermati tanda perubahan pada lansia dan mencegah gangguan kesehatan yang lebih serius. Mari mengenali perubahan pada lansia dan tips mempersiapkannya.

Tanda Perubahan pada Lansia: Fisik

1. Sistem Kardiovaskular

Kardiovaskular adalah sistem peredaran darah dan beberapa organ yang terlibat di antaranya adalah jantung, beberapa jenis pembuluh darah, dan sel darah. Perubahan yang terjadi dalam sistem ini adalah pembuluh darah yang kaku dan menyempit, otot jantung yang memompa lebih keras, dan detak jantung yang semakin sering meskipun tidak banyak beraktivitas fisik.

2. Sistem Pencernaan Atas dan Bawah

Sistem pencernaan atas terdiri dari gigi, gusi, lidah, dan lain-lain, sedangkan sistem pencernaan bawah terdiri dari tenggorokan, lambung, usus besar dan kecil, dan lain-lain. Perubahan fisik yang terjadi pada lansia adalah pengeroposan gigi, gusi menarik gigi ke belakang dan lebih rentan mengalami pembusukan dan infeksi, serta lebih sering mengalami konstipasi karena usus besar yang berubah.

3. Sistem Urine

Kandung kemih pada lansia menjadi tidak terlalu elastis sehingga akan membuat mereka lebih sering buang air kecil. Lemahnya otot kandung kemih juga membuat proses mengosongkannya lebih sulit sehingga kesulitan mengontrolnya. Pada laki-laki dengan prostat yang mengalami radang juga bisa memicu kondisi ini.

4. Tulang, Sendi, dan Otot

Saat masuk usia lanjut, ukuran dan kepadatan tulang mulai menurun sehingga mereka akan rentan mengalami pengeroposan dan bahkan mudah retak dan patah. Sendi juga mulai kaku sehingga sulit melakukan gerakan yang banyak melibatkan koordinasi tubuh. Otot mulai kehilangan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitasnya.

5. Mata dan Telinga

Penurunan performa mata terjadi dan ditandai dengan kesulitan memfokuskan pandangan pada objek yang dekat, lebih sensitif pada cahaya kilau, serta sulit beradaptasi dengan tingkat cahaya yang berbeda, dan risiko mengalami gangguan lensa mata meningkat. Kemudian telinga menjadi lebih sulit menangkap suara, terutama suara dengan frekuensi yang tinggi misalnya mengikuti percakapan di tengah kerumunan.

6. Kulit

Jaringan kulit pada lansia menjadi semakin tipis dan tidak lagi elastis. Jaringan lemak di bawah kulit menurun sehingga kulit lebih rentan rusak. Seseorang mungkin akan lebih rentan memiliki lebam. Produksi minyak secara alami menurun sehingga kulit menjadi lebih kering, muncul kerutan, kutil, hingga flek hitam penuaan pada wajah.

Tanda Perubahan pada Lansia: Mental

1. Kemampuan Berpikir dan Mengingat

Saat lansia, sel otak semakin banyak yang rusak namun proses pembentukan sel baru tidak lagi terjadi meskipun sel yang ada terus berkembang. Kondisi ini membuat lansia rentan mengalami penurunan kemampuan berpikir, menganalisis, hingga menyelesaikan masalah dan mengingat.

2. Rentan Mengalami Perubahan Suasana Hati

Selain itu, secara psikologis lansia juga rentan mengalami perubahan suasana hati (mood). Mereka jadi mudah merenung, cemas, kesepian, hingga yang paling mengkhawatirkan adalah munculnya gejala alzheimer dan demensia. Hal ini umumnya karena banyak faktor, mulai dari berkurangnya teman, jarang berkumpul dengan keluarga, kehilangan kegiatan rutin, dan lain-lain.

3. Minat Beraktivitas yang Menurun

Karena perubahan di atas, lansia cenderung mulai tidak tertarik melakukan aktivitas lain yang sebenarnya mereka sukai dahulu. Mereka cenderung menutup diri, merasa tidak lagi berguna, dan pikiran negatif lainnya. Kondisi ini bisa mengarah pada menurunnya aktivitas fisik dan berisiko terkena penyakit serius.

4. Gangguan Komunikasi

Salah satu efek menurunnya kemampuan berpikir adalah menurunnya pula kemampuan berkomunikasi. Mereka sulit mengutarakan maksud dan mengekspresikan diri, apalagi jika tinggal sendiri dan kurang berinteraksi.

5. Muncul Perilaku Tidak Normal

Pada orang dengan gangguan mental bahkan sebelum masuk usia lanjut bisa memicu munculnya perilaku yang tidak biasa. Mulai dari halusinasi, delusi, sering bingung, mudah lupa, dan lain-lain.

Tanda Perubahan pada Lansia: Sosial

1. Masuk Masa Pensiun

Bagi orang dewasa yang bekerja, masuk masa pensiun merupakan tanda perubahan sosial yang paling kentara. Tidak ada lagi aktivitas rutin dan media untuk mengaktualisasikan diri sebanyak saat bekerja.

2. Menurunnya Interaksi Sosial

Berkaitan juga dengan poin sebelumnya, hal ini membuat lansia cenderung menarik diri dari interaksi dan kegiatan sosial. Umumnya mereka baru akan terbuka kepada sesama lansia atau terbatas pada orang-orang terdekat saja. Sehingga intensitas ngobrol dan bercengkerama menjadi lebih rendah.

3. Sulit Memenuhi Kebutuhan Pribadi dan Beraktivitas

Karena kondisi fisik yang berbeda, lansia juga sering mengalami kesulitan merawat diri. Aktivitas rutin seperti belanja, masak, dan mengelola keuangan tidak lagi selincah saat muda. Bahkan pada level yang cukup mengkhawatirkan, lansia melakukan aktivitas membersihkan diri seperti mandi, potong kuku, hingga makan dan berpakaian sudah tidak lagi maksimal.

4. Memerlukan Bantuan dalam Mengakses Fasilitas Publik

Lansia juga kurang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Efeknya adalah mereka kurang bisa mengakses fasilitas publik. Meskipun sebagian tetap bisa mendapatkan layanan publik dengan bantuan orang lain.

Tips Mempersiapkannya agar Kehidupan Lansia Tetap Sehat dan Bahagia

Semua perubahan pada lansia di atas adalah hal yang wajar terjadi. Namun kamu bisa mencegahnya berubah ke arah yang negatif, atau minimal menghambat kondisi kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat selama mungkin. Bahkan ada banyak upaya yang bisa dilakukan dari sekarang. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Mulai membiasakan diri memiliki pola makan sehat bergizi seimbang setiap hari. Jauhi makanan dan minuman olahan, instan, serta tinggi gula-garam-lemak. Perhatikan juga gaya hidup sehat lain, seperti rajin olahraga, memiliki aktivitas fisik rutin, dan mencukupi waktu tidur berkualitas.
  • Untuk menghambat munculnya penyakit berat dan kronis, lakukan pemeriksaan dan intervensi diri jika diperlukan. Terutama untuk kamu yang berasal dari keluarga dengan riwayat gangguan kesehatan.
  • Persiapkan ketersediaan finansial saat masuk usia pensiun dari sekarang. Misalnya dengan program jaminan hari tua dan sejenisnya. Hal ini akan mendukung lansia dalam mengakses kesehatan, hobi, hingga makanan sehat.

Dukung Pemenuhan Asupan Nutrisinya Bersama Enervon Gold

Sebagai tambahan informasi untuk poin memiliki pola makan sehat bergizi seimbang, memenuhi kebutuhan nutrisi harian pada lansia memang cukup menantang. Selain fungsi alat pencernaan pada mulut yang melemah, nafsu makan menurun juga mengancam akibat kondisi psikologisnya. Untuk mendukung dan memastikan pemenuhan gizi setiap hari, mengonsumsi suplemen multivitamin dan mineral bisa dipilih.

Salah satu produk suplemen khusus lansia yang direkomendasikan adalah Enervon Gold. Kandungan lengkap di dalamnya akan membantu menjaga kesehatan jantung, mata, otak, dan sistem imun pada lansia. Setiap satu tabletnya mengandung vitamin C (90 mg), vitamin B1 (1,2 mg), B2 (1,4 mg), B5 (5 mg), B6 (1,7 mg), B12 (0,0024 mg), asam folat (0,4 mg), lutein (10 mg), omega 3 (350 mg), DHA (250 mg), dan EPA (50 mg). Dapatkan produk ini dengan akses yang mudah melalui toko resminya di Tokopedia dan Shopee Enervon.

Referensi:

  • Badan Pusat Statistik. 2023. Statistik Penduduk Lansia. Diakses dari /statistik-penduduk-lanjut-usia-2023.pdf
  • Mayo Clinic. 2023. Healthy Aging. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/healthy-aging/in-depth/aging/art-20046070
  • Todd Murphy. 2024. Is This Normal Aging or Not?. Diakses dari https://www.webmd.com/healthy-aging/features/normal-aging-changes-and-symptoms