Tips Kelola Nyeri Sendi Lutut agar Lansia Tetap Hidup Aktif
Salah satu tantangan menghadapi hari tua adalah memastikan diri kita masih bisa beraktivitas secara mandiri meskipun banyak perubahan fisik yang terjadi. Dari beberapa bentuk tantangan hidup aktif, nyeri sendi lutut adalah keluhan umum pada lansia. Selain rasa sakit ketika berjalan, kondisi ini dapat membatasi mobilitas lansia dalam mengakses kebutuhan dasar. Artinya, kualitas hidup lansia dapat menurun dan mungkin akan bergantung pada pendamping. Itulah kenapa nyeri sendi lutut perlu dikelola dengan benar agar lansia tetap bisa hidup aktif dan mandiri. Simak detail penjelasannya sampai akhir ya.
Nyeri sendi lutut terjadi karena beberapa jenis penyakit, namun yang paling umum menimpa usia lanjut adalah osteoarthritis. Kondisi ini terjadi ketika tulang rawan yang ada pada sendi lutut berkurang atau tergerus sehingga tulang paha dan tulang kering saling bergesekan. Gesekan inilah yang akan membuat lansia merasakan rasa sakit, nyeri, kaku, dan bahkan bengkak pada lutut.
Apabila tidak ditangani dan dikelola dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan perubahan sendi lutut dan memengaruhi keseimbangan tubuh sehingga mudah jatuh. Lansia yang berisiko tinggi mengalami jatuh juga berisiko mengalami penyakit serius lain.
Penyebab Nyeri Sendi Lutut (Osteoarthritis)
Meskipun usia memang penyebab yang paling umum, namun ada beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko seseorang terkena nyeri sendi lutut pada usia lanjut. Daftar di bawah ini tidak diurutkan berdasarkan kasus paling umum.
- Penggunaan berlebih pada sendi lutut sehari-hari, misalnya pada pekerja berat, atlet, dan sebagainya.
- Cedera sendi lutut atau pemulihan operasi yang tidak maksimal sehingga sendi digunakan secara paksa.
- Memiliki riwayat rheumatoid arthritis, yaitu salah satu jenis penyakit autoimun yang menyebabkan sistem imun justru menyerang sel atau jaringan pada sendi. Meskipun penyakit ini bisa ditekan dengan bantuan obat, tetap ada kemungkinan efek samping lain seperti munculnya osteoarthritis.
- Berat badan berlebih memberikan beban kerja yang lebih berat bagi sendi yang menopang tubuh seperti sendi lutut dan pinggul.
Gejala Nyeri Sendi Lutut
Rasa sakit yang muncul akibat osteoarthritis bisa berbeda untuk setiap orang. Sebagian orang merasakan rasa nyeri yang tajam dan sebagian yang lain terasa tumpul. Keluhan tersebut bisa muncul saat melakukan aktivitas berat atau bisa juga terasa bahkan hanya untuk jalan kaki. Cermati gejala lainnya berikut ini.
- Sendi terasa kaku dan membengkak sehingga penderitanya sulit menekuk dan meluruskan lutut. Sebagian orang bahkan merasa lututnya terkunci saat beraktivitas.
- Rasa sakit bisa muncul secara konstan atau hilang timbul dan sering kali semakin buruk saat pagi hari setelah bangun dari tidur.
- Muncul bunyi klik atau berderit pada lutut ketika digerakkan.
- Sulit mengendalikan keseimbangan tubuh dan mudah goyah.
- Gejala ringan bisa datang semakin sering atau semakin parah dan menjadi gejala berat seiring bertambahnya usia.
Cara Mengatasi Nyeri Sendi Lutut pada Lansia
Apabila kamu merasakan beberapa gejala di atas dan terus memburuk atau mengganggu aktivitas sehari-hari, maka pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter sangat disarankan. Dokter mungkin akan melakukan beberapa prosedur untuk mengetes kondisi sendi lutut. Kemudian beberapa cara yang umumnya direkomendasikan untuk mengatasi penyakit ini adalah terapi fisik, penanganan medis dengan obat, dan pengobatan alternatif.
Terapi fisik dilakukan untuk membantu meningkatkan fleksibilitas sendi sekaligus menguatkan otot kaki. Terapis biasanya akan memberikan program latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup penderita osteoarthritis.
Kemudian beberapa contoh obat-obatan generik yang bisa membantu mengurangi gejala nyeri sendi adalah analgesik, anti-nyeri, kortikosteroid, anti-inflamasi, dan lain sebagainya. Baik itu diberikan secara oral maupun suntikan, penderitanya harus menggunakan resep dokter karena beberapa jenis obat memiliki efek samping jika digunakan dalam jangka panjang.
Meskipun masih dalam penelitian, ada beberapa pengobatan alternatif yang aman dilakukan untuk mengurangi gejala osteoarthritis. Di antaranya adalah akupuntur dan penggunaan obat herbal seperti jahe, kunyit, hingga eukaliptus.
Apabila seseorang mengalami kondisi ini dan sudah terlanjur masuk dalam gejala berat, dokter mungkin akan menyarankan tindakan operasi untuk mengganti sendi lutut. Sayangnya, operasi bagi pasien lansia memiliki risiko komplikasi yang tinggi.
Image by Freepik
Tips untuk Lansia agar Tetap Hidup Aktif dengan Nyeri Sendi Lutut Ringan
Osteoarthritis adalah salah satu kondisi jangka panjang yang belum bisa disembuhkan secara total. Meskipun begitu, lansia dan pra-lansia dapat melakukan beberapa hal yang bisa mencegah gejalanya semakin buruk. Bahkan tidak jarang hal-hal di bawah ini mampu meningkatkan fungsi sendi lutut dan mengelola gejala ringan.
1. Latihan Fisik dengan Low Impact Exercise
Mengalami nyeri sendi lutut tidak bisa menjadi alasan untuk berhenti melakukan aktivitas fisik dan olahraga. Latihan fisik justru direkomendasikan untuk meningkatkan fungsi sendi, melatih otot, dan menjaga koordinasi, keseimbangan, dan ketahanan tubuh. Solusinya agar olahraga tidak meningkatkan gejala adalah dengan melakukan low impact exercise yang tidak menggunakan banyak sendi lutut tapi tetap membuatmu aktif bergerak. Beberapa contohnya adalah berenang, bersepeda statis, jalan kaki, dan lain sebagainya.
2. Mengelola Berat Badan
Menurunkan dan mengelola berat badan berlebih dapat mengurangi beban kerja sendi lutut dan jaringan lain di sekitarnya. Selain melakukan aktivitas fisik di atas secara rutin (20-30 menit per hari 5 kali seminggu), penting juga untuk menghindari makanan tinggi gula-garam-lemak serta makanan yang diolah secara berlebihan seperti sosis, biskuit, dan lain-lain.
3. Pertimbangkan Alat Bantu dan Alas Kaki yang Sesuai
Untuk mengurangi risiko jatuh selama aktivitas fisik, gunakan alas kaki yang nyaman sekaligus sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, pertimbangkan juga untuk membawa serta tongkat atau walker jika memang diperlukan.
4. Penerapan Gaya Hidup Sehat
Terakhir namun menjadi tips yang tidak kalah penting adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Salah satunya dengan mempraktikkan pola makan berbasis bahan nabati. Sayuran, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan bisa bersifat anti-inflamasi. Kemudian dapatkan manfaat protein hewani dari ikan yang diolah sederhana.
Sedangkan terlalu banyak mengonsumsi daging dan produk dairy bisa memicu inflamasi atau peradangan, termasuk pada sendi. Jika tidak bisa meninggalkan sepenuhnya, lansia bisa membatasi frekuensi dan porsi konsumsinya.
Dukung Pemenuhan Nutrisi Sendi dengan Enervon Gold
Memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan gizi yang lengkap mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi lansia. Bila diperlukan, lansia dapat mendukung dan memastikan terpenuhinya gizi harian yang penting bagi sendi dengan mengonsumsi suplemen. Enervon Gold hadir sebagai salah satu suplemen yang diformulasikan dengan 500 mg minyak ikan. Selain itu, suplemen ini juga dilengkapi dengan multivitamin yang bersifat antioksidan untuk mengurangi inflamasi sendi, yaitu vitamin C dan vitamin B kompleks.
Dapatkan info terbaru dan keunggulan Enervon Gold dengan mengakses tautan ini. Selain fakta menarik, kamu juga bisa melakukan pemesanan produk resmi dari Darya Varia melalui tautan yang sama. Tetap aktif meski usia lanjut telah datang, bersama Enervon!
Referensi:
- American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2023. Arthritis of the Knee. Diakses dari https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/arthritis-of-the-knee/
- Cleveland Clinic. 2021. Osteoarthritis of the Knee. Diakses dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21750-osteoarthritis-knee
- Orthopedic Physician Associates. 2023. How To Prevent Knee Pain in Old Age. Diakses dari https://www.opaortho.com/elderly-knee-pain-treatment/#.
Featured Image by stefamerpik on Freepik