Gejala, Penyebab & Opsi Multivitamin untuk Cegah Alergi Telur
Alergi telur adalah respons sistem imun yang berlebihan saat terpapar oleh protein telur. Dalam hal ini, tubuh menganggap protein telur sebagai zat alergen yang berbahaya, sehingga menimbulkan beberapa gejala yang menandakan alergi.
Umumnya, gejala yang muncul meliputi gatal-gatal, biduran, ruam, bersin-bersin, batuk mengi, gangguan pencernaan, mata merah, sesak napas dan lain-lain. Pada setiap individu, gejala yang muncul mungkin bisa berbeda-beda.
Alergi telur mungkin terdengar sepele, tapi jika gejalanya tidak ditangani dengan tepat, bisa berakibat fatal, bahkan mengancam nyawa. Oleh sebab itu, pemahaman akan alergi makanan seperti telur atau bahan pangan lainnya sangat penting karena erat hubungannya dengan kesehatan tubuh.
Meski bisa menyebabkan alergi, telur merupakan sumber kalsium pantotenat yang bermanfaat bagi metabolisme energi, sintesis hormon, serta kesehatan sistem saraf. Pahami lebih lanjut tentang gejala, penyebab, dan penanganan alergi telur, serta bagaimana Enervon-C Tablet dapat membantu memenuhi kebutuhan kalsium pantotenat bagi penderita alergi telur hanya di sini!
Apa Itu Alergi Telur?
Alergi telur terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi secara berlebihan terhadap protein yang ditemukan dalam telur, khususnya putih telur dan kuning telur. Dalam hal ini, sistem imun salah mengidentifikasinya sebagai zat berbahaya dan memicu reaksi alergi saat mengonsumsi telur.
Alergi ini biasanya berkembang ketika tubuh pertama kali bertemu dengan protein telur, sering kali pada masa kanak-kanak. Saat terpapar protein telur, tubuh kemudian memproduksi antibodi terhadap protein tersebut, sehingga menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, bengkak, atau kesulitan bernapas saat mengonsumsi telur.
Protein penyebab alergi yang paling umum pada telur adalah ovalbumin dan ovomucoid, terutama ditemukan pada putih telur. Gejalanya bisa berupa gatal-gatal, pembengkakan pada bibir dan lidah, mual, muntah, sakit perut, mengi, dan pada kasus yang parah, anafilaksis.
Alergi telur paling sering terjadi pada anak kecil dan sering kali hilang seiring bertambahnya usia. Lalu, bagaimana jenis alergi makanan ini bisa berkembang?
Saat seseorang pertama kali makan telur, sistem kekebalan tubuhnya mungkin mengidentifikasi protein telur tertentu sebagai benda asing. Kemudian, tubuh mulai memproduksi antibodi IgE khusus untuk melawan protein telur tersebut. Setelah terpapar telur, antibodi IgE berikatan dengan protein telur, memicu pelepasan histamin dan bahan kimia lain yang menyebabkan timbulnya gejala alergi.
Gejala Alergi Telur
Sumber: freepik
Gejala alergi telur biasanya muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi telur atau makanan yang mengandung telur. Tanda dan gejala berkisar dari ringan hingga parah dan dapat berupa ruam kulit, gatal-gatal, hidung tersumbat, dan muntah atau masalah pencernaan lainnya.
Alergi telur dapat menyebabkan anafilaksis/reaksi yang mengancam jiwa. Meski gejala berat tersebut jarang ditemui, tapi penanganan yang tepat dan cepat dapat membantu penderita untuk bisa sembuh dengan segera.
1. Gejala Umum
Reaksi alergi telur berbeda-beda pada setiap orang dan biasanya terjadi segera setelah terpapar telur. Gejala alergi telur bisa meliputi hal-hal berikut.
- Peradangan kulit atau gatal-gatal, biduran, dan ruam merah.
- Hidung tersumbat, pilek dan bersin (rinitis alergi).
- Gejala pencernaan, seperti kram, mual dan muntah.
- Tanda dan gejala asma seperti batuk, mengi, dada sesak atau sesak napas.
- Kesemutan serta bengkak pada mulut, bibir, wajah, dan mata.
- Mata gatal dan berair.
2. Gejala Serius/Berat
Reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan anafilaksis atau keadaan darurat yang mengancam jiwa. Kondisi ini memerlukan suntikan epinefrin (adrenalin) segera dan dibawa ke ruang gawat darurat. Tanda dan gejala anafilaksis adalah sebagai berikut:
- Penyempitan saluran napas, termasuk tenggorokan bengkak atau ada benjolan di tenggorokan yang membuat sulit bernapas.
- Sakit perut dan kram.
- Denyut nadi cepat.
- Syok, disertai penurunan tekanan darah yang parah, pusing, sakit kepala ringan, atau kehilangan kesadaran.
Sebaiknya diskusikan dengan dokter apa pun reaksi yang dirasakan, tidak peduli seberapa ringan gejala yang muncul. Tingkat keparahan reaksi alergi telur dapat berbeda-beda setiap kali terjadi, jadi meskipun reaksi sebelumnya ringan, reaksi berikutnya mungkin bisa lebih serius.
Penyebab Alergi Telur
Sumber: freepik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa umumnya pemicu alergi telur adalah protein di dalamnya seperti ovalbumin dan ovomucoid yang ada di putih telur. Ovalbumin merupakan protein paling umum yang terdapat dalam putih telur dan sering menjadi penyebab alergi.
Kemudian, ovomucoid adalah protein yang tahan terhadap panas dan pencernaan, sehingga sering menjadi penyebab alergi yang lebih parah. Nah, selain memahami penyebab utama dari alergi telur, kamu juga harus tahu faktor risiko yang bisa meningkatkan munculnya reaksi alergi dalam uraian berikut ini.
1. Usia
Alergi telur lebih umum terjadi pada anak-anak, terutama bayi yang berusia 6 bulan hingga lebih dari 1 tahun.
2. Faktor Genetik
Memiliki anggota keluarga dengan riwayat alergi makanan atau kondisi atopik seperti eksim atau asma dapat meningkatkan risiko munculnya gejala alergi.
3. Dermatitis Atopik (Eksim)
Individu dengan kondisi kulit ini memiliki risiko lebih tinggi mengalami alergi telur. Jadi, kamu wajib waspada jika memiliki riwayat masalah kulit tersebut.
4. Paparan pada Usia Dini
Paparan telur pada usia dini, terutama sebelum sistem pencernaan berkembang sepenuhnya, dapat meningkatkan risiko alergi.
5. Kondisi Medis Lainnya
Memiliki alergi terhadap makanan lain atau kondisi medis tertentu dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan alergi telur.
Namun, jangan panik dulu! Meskipun faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko, tidak semua individu dengan faktor risiko di atas akan mengalami alergi telur. Jika kamu atau anak menunjukkan gejala alergi setelah mengonsumsi telur, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Enervon-C Tablet sebagai Solusi untuk Mencukupi Kebutuhan Kalsium Pantotenat
Telur merupakan sumber vitamin B5 (asam pantotenat) yang berperan penting dalam metabolisme energi dan produksi hormon. Sayangnya, tidak semua orang bisa mengonsumsinya karena memiliki riwayat alergi.
Agar tetap bisa mencukupi kebutuhan akan nutrisi tersebut, kamu bisa memenuhinya dengan mengonsumsi multivitamin tambahan. Enervon-C Tablet adalah suplemen multivitamin yang dirancang untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Bagi individu yang memiliki alergi telur, Enervon-C Tablet dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan kalsium pantotenat (vitamin B5) tanpa risiko reaksi alergi. Pasalnya, multivitamin yang satu ini mengandung kalsium pantotenat yang berperan penting dalam produksi energi, sintesis hormon, dan pemeliharaan kesehatan kulit.
Dengan demikian, konsumsi rutin Enervon-C Tablet dapat membantumu dalam memenuhi kebutuhan vitamin B5 harian. Selain kalsium pantotenat, Enervon-C Tablet juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting lainnya seperti vitamin C, B-kompleks (B1, B2, B6, dan B12), vitamin D, serta niacinamide.
Dengan kandungan nutrisi yang lengkap, Enervon-C Tablet dapat menjadi pilihan tepat bagi kamu yang memiliki alergi telur untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral harian tanpa risiko reaksi alergi.
Penanganan dan Pengelolaan Alergi Telur
Penanganan dan pengelolaan alergi telur sangat penting untuk diperhatikan, apalagi jika kamu punya riwayat terhadap jenis alergi ini. Beberapa tips berikut semoga bisa membantumu dalam mencegah timbulnya gejala alergi protein telur.
1. Menghindari Telur dan Produk yang Mengandung Telur
Kebanyakan orang dengan alergi telur bereaksi terhadap bagian putih telur, bukan kuning telur. Untuk amannya, jangan makan bagian mana pun. Meskipun kamu mencoba untuk memisahkannya, kuning telur kemungkinan besar masih mengandung sebagian protein putih telurnya.
Selain itu, hindari berbagai makanan yang mengandung telur seperti kue kering, es krim, mayones, ayam krispi, dan lain-lain.
2. Baca Label pada Kemasan Makanan
Protein telur terdiri dari beberapa jenis. Oleh sebab itu, kamu harus tahu apa saja jenisnya supaya bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Berbagai jenis protein telur yang sebaiknya kamu hindari yaitu albumin, globulin, lecithin, lysozyme, ovalbumin, dan ovovitellin.
Jadi, hindari makanan yang mengandung protein tersebut apabila tertera dalam komposisi di label kemasan.
3. Mengonsumsi Alternatif Protein Pengganti Telur
Telur sebenarnya adalah sumber protein baik yang mengandung berbagai vitamin, mineral, asam lemak, dan kolin. Sayangnya, bagi penderita alergi telur, jenis makanan ini harus dihindari demi kesehatan tubuh.
Namun, kamu tidak perlu khawatir karena masih ada beberapa sumber protein lain yang bisa menjadi alternatif pengganti telur seperti daging (sapi dan domba), dada ayam tanpa kulit, tahu, tempe, kacang-kacangan, ikan, dan produk susu.
4. Berkonsultasi dengan Dokter atau Ahli Gizi
Mengelola alergi telur memerlukan pendekatan yang hati-hati dan terinformasi. Berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat penting untuk memastikan diagnosis yang akurat dan mendapatkan saran pengelolaan yang tepat.
Dokter dapat meresepkan obat pereda alergi seperti antihistamin untuk kasus ringan, atau epinefrin dan kortikosteroid untuk kasus yang lebih parah seperti anafilaksis. Selain itu, dokter atau ahli gizi dapat membantumu dalam mengidentifikasi makanan yang mengandung telur dan memberikan alternatif sumber protein yang aman.
Mereka juga dapat memberikan panduan tentang cara membaca label makanan dan mengenali bahan-bahan yang mungkin mengandung telur, sehingga kamu dapat menghindari reaksi alergi.
Alergi telur terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam telur, seperti ovalbumin dan ovomucoid, yang dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat seperti gatal-gatal, pembengkakan, dan sesak napas.
Penting untuk menghindari konsumsi telur dan produk yang mengandung telur, serta berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk penanganan yang tepat. Enervon-C Tablet dapat menjadi alternatif bagi penderita alergi telur untuk memenuhi kebutuhan vitamin tanpa risiko reaksi alergi, karena mengandung kalsium pantotenat yang berperan penting dalam metabolisme energi, sintesis hormon, dan kesehatan sistem saraf.
Tingkatkan kesehatanmu dan dukung sistem daya tahan tubuh dengan Enervon-C Tablet! Klik tautan Tokopedia, Shopee, dan Lazada sekarang untuk menemukan produk berkualitas yang dapat membantumu mencukupi kebutuhan kalsium pantotenat dan nutrisi penting lainnya.
Referensi:
Siloam Hospital. Mengenal Alergi Telur. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-alergi-telur
Halodoc. Alergi Telur. https://www.halodoc.com/kesehatan/alergi-telur
WebMD. Tips to Manage Your Egg Allergy. https://www.webmd.com/allergies/egg-allergy
Enervon. Enervon C Tablet: Kandungan, Manfaat, dan Aturan Pakainya. https://www.enervon.co.id/article/5599/enervon-c-tablet
Featured image - freepik