Hasil Tes PCR Negatif, Tapi Alami Anosmia. Kok Bisa Ya?
Anosmia merupakan salah satu gejala Covid-19 yang paling umum dialami. Bagi hampir seluruh masyarakat pun pastinya sudah tidak lagi asing dengan kondisi yang satu ini. Ketika pasien mengalami anosmia, biasanya ia akan kehilangan indera penciuman dan perasa. Untuk membantu memulihkan penciuman pun ada berbagai cara yang dapat dilakukan.
Namun, apakah gejala yang satu ini selalu menandakan adanya infeksi Covid-19? Tentunya, tidak selalu. Anosmia tidak hanya dapat dirasakan oleh seseorang yang tengah terpapar virus corona saja, namun bisa disebabkan oleh penyakit lainnya, seperti saat sedang flu.
Yang perlu diketahui, yaitu anosmia bukanlah kondisi yang terlalu mengkhawatirkan. Nantinya, ketika sedang mengalami kondisi tersebut, seseorang cenderung tidak dapat mencium aroma – atau menemukan rasa di setiap makanan yang disantap. Tak perlu panik, karena indera penciuman dan perasa akan segera kembali, seiring pulihnya kesehatan.
Meski demikian, ada suatu hal yang bisa membuat masyarakat menjadi bingung, seperti mengalami anosmia, tetapi hasil tes PCR maupun Antigen negatif. Kasus yang satu ini pun cukup sering dialami. Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Untuk ulasan lengkapnya, segera simak di bawah ini!
Apa Itu Anosmia?
Credit Image - arusbaik.id
Seperti yang sudah disebutkan, anosmia merupakan kondisi hilangnya kemampuan mencium bau dan perasa untuk sementara waktu. Jadi, pasien dapat sembuh dari anosmia setelah 2-3 minggu – tenang, kondisi ini tidak akan berlangsung selamanya.
Tak hanya akibat Covid-19, seseorang dapat mengidap anosmia akibat berbagai hal. Dilansir dari Pop Mama, seorang ahli THT Raj Sindwani mengatakan kalau anosmia bisa terjadi karena bawaan sejak lahir, atau penyebab tertentu, seperti trauma kepala.
Selain itu, masih ada penyebab anosmia lainnya, yaitu:
- Hidung tersumbat karena alergi, pilek, atau infeksi sinus.
- Polip hidung atau muncul benjolan di hidung dan daerah sinus.
- Adanya cedera pada hidung dan saraf akibat benturan atau operasi.
- Efek samping terapi radiasi – yang bisa dilakukan oleh pasien kanker. Atau adanya konsumsi obat-obatan tertentu.
- Penyakit tertentu, seperti alzheimer, parkinson, multiple sclerosis, kurang gizi, ataupun gangguan hormon, bisa menyebabkan anosmia.
- Menurunnya kemampuan membau dan merasa karena faktor umur.
- Mengidap anosmia bawaan.
Alami Anosmia Tapi Hasil Tes Negatif, Mengapa Bisa Terjadi?
Credit Image - timesofindia.indiatimes.com
Kasus yang satu ini menandakan bahwa anosmia – atau hilangnya indera penciuman tidak selalu disebabkan oleh infeksi Covid-19. Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa faktor lainnya yang bisa menimbulkan gejala anosmia. Jadi, ketika mengalami kondisi ini, jangan langsung panik!
Dilansir dari Detik, menurut seorang spesialis patologi klinik, dr Yosanti Elsa K, SpPK, MKes, tes PCR memang merupakan gold standard dalam pemeriksaan Covid-19, karena memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi. Namun, seseorang yang mengalami anosmia, bisa saja memperoleh hasil tes PCR negatif. Artinya, gejala tersebut tidak selalu menunjukkan seseorang terpapar virus corona.
Selama pandemi, ketika mengalami anosmia, pasti langsung membuat kesimpulan sendiri, yaitu sudah pasti terpapar Covid-19. Padahal, hal ini salah. Untuk itu, masyarakat diimbau agar lebih cermat dalam memahami gejala virus corona, pasalnya ada berbagai indikasi yang bisa dialami, seperti batuk, pilek, demam, nyeri pada bagian tubuh, hingga diare.
Apabila sudah melakukan beberapa kali tes Covid-19 dan hasilnya adalah tetap negatif, maka ada kemungkinan gejala hilang indra penciuman tersebut bukan disebabkan oleh virus corona.
Jika Rasakan Anosmia Akibat Covid-19, Apa yang Bisa Dilakukan?
Credit Image - health.detik.com
Untuk mengatasi anosmia, cara yang paling umum dilakukan, yaitu dengan melakukan latihan mencium aroma. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terapi ini dapat merangsang kembali saraf-saraf pembau yang sempat tidak peka.
Tetapi, cara ini hanya untuk mempercepat pemulihannya saja – bukan untuk mengobati anosmia. Lantas, apa saja objek yang dapat digunakan dalam latihan mencium aroma? Berikut ini di antaranya.
- Mawar
- Jeruk
- Daun mint
- Kopi giling
- Cengkeh
- Minyak kayu putih
- Vanila
Selain itu, pemulihan penciuman akibat anosmia juga dapat diatasi dengan cara lainnya, seperti dibiarkan begitu saja – karena, umumnya anosmia akibat flu bisa sembuh sendiri seiring berjalannya waktu. Atau, bisa juga menjalani operasi – yang menjadi alternatif untuk mengatasi anosmia akibat polip, tumor, atau kelainan bentuk hidung.
Jadi, Tetap Lakukan Pencegahan Penularan Virus Ya!
Credit Image - kraksaan-online.id
Di samping itu, melakukan langkah pencegahan penularan virus memang lebih baik daripada harus mengobati. Dalam hal ini, masyarakat diminta agar terus menerapkan prokes secara lengkap, termasuk setelah mendapatkan vaksinasi. Pastikan sudah mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta tidak bepergian – kecuali ada urusan yang mendesak.
Selain itu, optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.
Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon Active yang memiliki kandungan vitamin lengkap. Kedua multivitamin tersebut dianjurkan dikonsumsi dua kali sehari.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra.
Dan, bagi yang memiliki lambung sensitif, direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Sudah pasti, kandungan Vitamin B Kompleks dalam Enervon-C maupun Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh sumber energi yang lebih tahan lama.
Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon Active segera kunjungi official store Enervon di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, dapatkan di drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Jadi, tidak perlu langsung panik, sebab anosmia tidak hanya disebabkan oleh infeksi Covid-19. Yuk, tetap waspada dan lakukan langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi virus!
Featured Image - webmd.com
Source - detik.com