6 Jenis Penyakit Autoimun yang Paling Sering Dialami
Seperti diketahui, seharusnya sistem kekebalan tubuh bekerja untuk melawan virus, kuman, maupun bakteri penyebab penyakit. Namun, tahukah kamu bahwa pada kondisi orang dengan autoimun, imunitas justru membuat tubuh menyerang dirinya sendiri, lho.
Penyakit autoimun pun kerap ditemui. Kondisi ini merupakan masalah kesehatan yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Penyakit ini pun berkembang ketika sistem imun keliru mengenal sel tubuh yang sehat – dan justru menganggapnya sebagai zat asing.
Nah, pada akhirnya, tubuh bakal memproduksi antibodi yang akan menyerang sekaligus merusak sel-sel yang sehat.
Tergantung pada jenis penyakitnya, gangguan autoimun dapat memengaruhi satu atau banyak jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan pertumbuhan organ menjadi abnormal serta perubahan fungsi organ. Dan, masalah kesehatan tersebut dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh, termasuk otak, saraf, otot, kulit, sendi, mata, jantung, paru-paru, ginjal, dan lain sebagainya.
Saat ini, ada banyak jenis penyakit autoimun – bahkan, jumlahnya bisa mencapai 100 jenis, lho. Tapi, di antara banyaknya penyakit tersebut, berikut ini beberapa yang paling umum.
Yuk, simak informasi lengkapnya!
1. Rematik
Credit Image - klikdokter.com
Rematik – atau disebut juga sebagai radang sendi merupakan penyakit autoimun yang menyerang sendi. Pada penyakit ini, sistem kekebalan tubuh menyerang sendi sehingga menimbulkan peradangan, pembengkakan, dan nyeri.
Orang-orang yang memiliki rematik biasanya merasakan gejala seperti nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi. Gejala-gejala ini dapat mengurangi rentang gerak tubuh. Jika tidak diobati, rematik dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen secara bertahap.
2. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Penyakit lupus sebenarnya terbagi menjadi beberapa jenis, tetapi yang paling umum ditemui adalah systemic lupus erythematosus (SLE). Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan berusia muda.
Di Indonesia sendiri, jumlah pasien penyakit lupus belum diketahui secara pasti. Namun, data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI pada 2017 menunjukkan adanya kenaikan jumlah pasien lupus yang dirawat inap sejak 2014.
Lupus dapat menyerang jaringan tubuh mana pun, termasuk ginjal, paru-paru, kulit, sel darah, dan sendi. Gejalanya meliputi demam, berat badan turun, rambut rontok, kelelahan, dan munculnya ruam merah pada wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu.
3. Psoriasis
Credit Image - cnnindonesia.com
Selanjutnya, ada pula soriasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kulit baru yang sangat cepat sehingga menumpuk di permukaan kulit. Pada 2016, jenis penyakit autoimun yang satu ini diperkiran menyerang 1-3% dari total populasi di Indonesia.
Psoriasis membuat kulit menjadi kemerahan, lebih tebal, bersisik, dan terlihat seperti bercak putih-perak. Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebabkan gatal dan nyeri pada kulit.
4. Kolitis Ulseratif
Kolitis ulseratif merupakan salah satu jenis penyakit radang usus. Penyakit ini dapat menimbulkan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Terkadang, peradangan juga menyebabkan borok. Kondisi ini menyerang lapisan terdalam usus besar dan rektum. Gejalanya tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berkembang dengan perlahan.
Ada pun beberapa gejala yang sering dialami pasien kolitis ulseratif yakni diare, sakit perut, dan kesulitan buang air besar. Gejalanya bisa semakin memburuk bila pasien tidak menerapkan pola makan yang baik atau sedang stres.
5. Diabetes Melitus Tipe 1
Credit Image - alodokter.com
Jenis penyakit autoimun ini terjadi karena sistem imun menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin dalam pankreas. Insulin sendiri merupakan hormon yang dibutuhkan dalam mengontrol kadar gula darah.
Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin sehingga kadar gula darah menjadi tinggi. Gula darah yang terlalu tinggi ini kemudian dapat memengaruhi penglihatan, ginjal, saraf, dan gusi. Pengidap diabetes melitus tipe 1 membutuhkan suntikan insulin secara rutin untuk mengontrol penyakitnya agar tidak bertambah parah.
6. Skleroris Ganda
Multiple sclerosis atau sklerosis ganda merupakan jenis penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung sel saraf. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan saraf yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.
Orang dengan sklerosis ganda dapat menunjukkan gejala berupa kebutaan, koordinasi tubuh yang buruk, kelumpuhan, otot menegang, mati rasa, dan lemah. Gejalanya bisa bervariasi karena lokasi dan tingkat serangannya berbeda-beda antarindividu.
Meski umum dialami, tapi ingatlah bahwa penyakit autoimun dapat membahayakan tubuh jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk itu, segera periksakan diri ketika kamu mulai merasakan gejalanya – apalagi tak kunjung membaik.
Untuk menjaga kesehatan tubuh, tetap tingkatkan proteksi dengan memperbanyak asupan vitamin C yang dapat diperoleh dengan mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang kombinasinya dapat menjaga energi tubuh agar tidak mudah lelah serta menjaga daya tahan tubuhmu.
Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon Active, kamu bisa langsung klik disini!
Featured Image – health.detik.com
Source – hellosehat.com