Kamu pernah mengalami kepala terasa melayang atau ringan? Perasaan melayang tersebut dikenal dengan lightheadedness atau sering juga disebut sebagai kliyengan. Kondisi ini bahkan bisa membuat seseorang merasa dirinya hampir pingsan. Meskipun kepala kliyengan tidak disertai dengan sakit atau nyeri di kepala, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Terutama jika sudah membuat penderitanya kehilangan keseimbangan tubuh dan rentan jatuh. Perlu dipahami juga bahwa ada beberapa penyebab kepala kliyengan tapi tidak sakit, mulai dari faktor gaya hidup hingga penyakit lain yang lebih serius. Mari mengenali penyebab dan cara mengatasinya di bawah ini.

Sebelum masuk dalam pembahasan penyebab secara detail, perlu dipahami juga bahwa kepala kliyengan berbeda dengan vertigo. Sensasi yang dirasakan penderita kepala kliyengan tidak membuatnya merasa lingkungan bergerak dan biasanya akan reda jika dia rebahan. Namun pada penderita vertigo, ia merasakan lingkungan yang dilihatnya seakan-akan berputar atau terus bergerak. Selain itu, vertigo umumnya juga disertai gejala lain seperti kehilangan pendengaran, nyeri kepala, dan mual.

Penyebab Kepala Kliyengan tapi Tidak Sakit dan Cara Mengatasinya

1. Efek Samping Penggunaan Obat

Beberapa jenis obat tertentu memang memiliki efek samping berupa kepala menjadi terasa ringan dan melayang. Obat yang dimaksud biasanya bekerja dengan menurunkan tekanan darah atau membuat kamu lebih sering buang air kecil. Jika efek samping tersebut membuat kamu tidak nyaman, sebaiknya lakukan konsultasi ke dokter dan minta untuk diberikan obat lain.

2. Dehidrasi

Selain karena penggunaan obat, kliyengan juga bisa disebabkan karena dehidrasi. Kondisi ini dapat terjadi ketika suhu udara terlalu panas dan/atau kamu memang kurang minum meskipun di tempat dengan suhu normal. Bisa juga terjadi karena kamu sedang demam tinggi namun tidak mendapat asupan cairan tubuh yang cukup.

Tanpa cairan yang mencukupi, volume darah juga akan menurun. Akibatnya, darah yang mengalir ke otak akan berkurang dan menyebabkan kepala terasa melayang. Untuk mengatasi kondisi ini, minum air yang cukup adalah solusi terbaik. Selain air putih, cairan tubuh juga bisa didapatkan dari makanan seperti jus buah, sayur, dan sup.

3. Hipotensi Ortostatik

Sistem saraf otonom membantu tubuh untuk mengatur perubahan tekanan darah ketika kamu berdiri. Seiring bertambahnya usia, sistem ini akan menurun sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah mendadak dalam waktu yang singkat. Kondisi ini disebut juga dengan hipotensi ortostatik dan salah satu gejalanya adalah kepala kliyengan tapi tidak sakit. Penderitanya dapat duduk atau tiduran hingga kepala kliyengan ini berakhir. Kemudian berdiri secara perlahan untuk meminimalisir kambuh. Meskipun sifatnya sementara, namun penderitanya mungkin saja menghadapi masalah jangka panjang dan harus mengonsumsi obat tertentu dari dokter.

4. Hipoglikemia

Glukosa adalah salah satu jenis karbohidrat yang menjadi sumber energi bagi tubuh, termasuk otak. Ketika asupan gula menurun, kadar gula dalam darah pun akan ikut turun. Akibatnya, tubuh termasuk otak akan otomatis mengurangi penggunaan energi seminim mungkin. Kondisi ini dapat menyebabkan kepala kamu menjadi kliyengan. Untuk mengatasi hal ini kamu bisa mengonsumsi makanan ringan yang manis atau minum jus untuk menormalkan kembali gula darah.

5. Anemia

Anemia adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh rendahnya jumlah sel darah merah (hemoglobin) yang sehat di dalam tubuh. Karena darah merupakan ‘alat transportasi’ bagi tubuh dalam mengedarkan oksigen dan nutrisi, banyak organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik termasuk otak. Kepala kliyengan tapi tidak sakit hanya tanda awal. Jika memang penderitanya mengalami anemia, maka ini adalah masalah serius dan harus diatasi dengan perubahan gaya hidup. Salah satunya adalah perubahan pola makan dengan makanan tinggi zat besi dan vitamin, hingga mengonsumsi suplemen seperti tablet tambah darah. Agar tidak terjadi anemia, penuhi kebutuhan zat besi dan vitamin C harian secara teratur.

 

Gejala Penyerta yang Perlu Diwaspadai

Meskipun sebagian penyebab di atas gejalanya dapat dikelola di rumah, namun penderita kepala kliyengan harus waspada dengan gejala penyerta meskipun tidak sakit kepala. Karena bahaya serangan jantung atau strok juga bisa diawali dengan gejala ringan seperti kepala kliyengan dan beberapa gejala penyerta lain. Ketika gejala berikut ini muncul, segera lakukan pemeriksaan lanjut di fasilitas kesehatan terdekat.

  1. Kepala kliyengan tidak kunjung hilang atau semakin buruk seiring bertambahnya waktu.
  2. Mual dan muntah.
  3. Nyeri dada seperti ditekan.
  4. Tidak dapat mengontrol wajah di salah satu sisi.
  5. Sesak napas, syok, hingga berkeringat tanpa sebab.

Image by Lifestylememory on Freepik

Cara Mengurangi Frekuensi Kepala Kliyengan

  • Pola Makan Sehat dengan Nutrisi Seimbang – Memenuhi kebutuhan nutrisi harian secara seimbang dapat mendukung fungsi sistem kardiovaskular, produksi sel darah merah, hingga mempercepat perbaikan sel tubuh yang rusak. Selain itu, hindari hal-hal yang memicu kepala kliyengan seperti kafein, rokok, dan alkohol. Batasi konsumsi garam agar tekanan darah terkontrol karena tidak menahan air terlalu banyak pada pembuluh darah.
  • Istirahat Cukup dan Tidur Teratur – Pola tidur 7-8 jam setiap malam akan membantu mengoptimalkan berbagai macam fungsi tubuh. Mulai dari paru-paru, ginjal, otak, hati, pencernaan, dan masih banyak lagi lainnya. Lightheadedness juga bisa disebabkan oleh kekurangan tidur selama beberapa hari berturut-turut.
  • Rutin Olahraga dan Aktivitas Fisik – Selain membantu menjaga berat badan, aktivitas fisik rutin dan olahraga kurang lebih 30 menit per hari juga dapat menjaga kesehatan jantung. Termasuk memperlancar peredaran darah sehingga meminimalisir kekurangan oksigen di otak.
  • Hindari Alkohol dan Kafein Berlebihan – Kedua zat ini memang membantu seseorang lebih rileks atau sebaliknya semakin terjaga. Namun efek jangka panjang ketika dikonsumsi tanpa kontrol bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius. Bisa jadi kepala kliyengan tapi tidak sakit hanya gejala awal dari masalah yang lebih serius.
  • Mengelola Stres – Lakukan hal-hal positif yang membuat kamu melepas stres, misalnya dengan melatih mindfulness, menjalankan hobi, journaling, dan sebagainya. Hal ini akan membantu mengontrol tekanan darah sekaligus mencegah serangan panik.

 

Dukung Produksi Sel Darah Merah dengan Suplemen Ini

Menyambung tips di atas, tahukah kamu jika penyerapan zat besi sangat membutuhkan adanya vitamin C? Salah satu peran besar vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi dari makanan utama. Kemudian zat besi itulah yang akan menjadi faktor penting produksi sel darah merah. Hal ini berlaku juga saat mengonsumsi tablet tambah darah, kamu perlu mengonsumsi makanan tinggi vitamin C untuk mengoptimalkan penyerapannya. Selain dari makanan utama, vitamin C juga bisa didapatkan dari suplemen seperti Enervon-C Tablet.

Salah satu varian Enervon yang satu ini telah dilengkapi dengan 500 mg vitamin C sekaligus beberapa nutrisi lain seperti vitamin B kompleks, niacinamide, kalsium pantotenat. Dosis vitamin C tersebut telah sesuai dengan dosis yang disarankan ahli gizi, yaitu 75-90 mg per hari untuk orang dewasa. Dapatkan produknya melalui toko resmi Enervon di Tokopedia atau Shopee Darya Varia.

Referensi:

  • Harvard Health Publishing. 2024. Lightheaded? Top 5 reasons you might feel woozy. Diakses dari https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/lightheaded-top-5-reasons-you-might-feel-woozy
  • Rachel Nall. 2023. Lightheadedness. Diakses dari https://www.healthline.com/health/lightheadedness
  • Jenna Fletcher. 2023. What causes lightheadedness?. Diakses dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/323717
  • Peter Lam. 2024. What to know about anemia. Diakses dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/158800 

Featured Image by 8photo on Freepik